Selasa, 15 Januari 2013

Hari ke-13: Kata Orang ini Namanya "..."

Jakarta, 15 Januari 2013,

"Kenapa titiknya ada enam?"

"Soalnya kangennya berlipatganda,"

"Nggak bisa, kalau enam itu berlebihan, dua itu kekurangan. Rindu itu secukupnya aja, sesuai kadarnya, tiga titik, atau tidak sama sekali."

--------------------

Saya pernah mengalami semacam perasaan tak terdefinisi, utamanya akhir-akhir ini. Rasanya seperti apa? Seperti menyantap kuah soto yang telah dicampur beragam racikan lucu-lucuan dengan rasa muntahan. Seperti merasakan adonan asam-manis-asin-pahit dalam sebuah bongkahan kue. Seperti padanan antara ingin buang air, berada di tengah deadline sembari menemukan uang ratusan ribu di lipatan saku.

Random. Acak. Bingung menjelaskannya dalam satu kata.

Ya, itu tadi, tidak terdefinisi.

Lalu, rasa tak terdefinisi tersebut menjejali otak, menjangkiti seluruh pelosok tubuh, semua panca indra. Suara memorabilia dalam gendang telinga, tayangan salindia di depan pupil mata, hingga aroma berbau kenangan.

Layaknya virus, menggerogoti daya tahan tubuh dengan jahat dan tanpa ampun.
Bisa juga diibaratkan dengan gosip. Kasak-kusuk berita rasa ini bisa tersebar dengan cepat nan dahsyat.

Hanya lucunya, rasa tak terdefinisi ini menghasilkan adiksi tersendiri. Nagih. Seperti mushroom yang membuat senyum-senyum. Atau gulali yang membuat malu-malu.

Banyak orang menamainya: RINDU.

Tapi, saya lebih senang menyebutnya dengan kode tertentu: tanda titik tiga kali. Yang artinya: tak terdefinisi.

--------------------

"Lalu, kalau perasaannya menggebu-gebu gimana? Titiknya nggak boleh digandakan menjadi enam buah ya? Kodenya gimana dong?"

"Kalau menggebu-gebu, nggak perlu dilafalkan. Cukup rasakan dengan hati, itu saja..."

"Oke..."

"Oke..."

"..."

"..."

#nowplaying Coldplay - Warning Sign

:)

-penceritahujan-

2 komentar: