Kalau berbicara tentang senja-sore-petang-burit, terlalu banyak tayangan salindia yang akan bergulir dalam khayalan saya. Menguak-nguak memori lama, apa saja yang sudah terjadi saat langit tengah berpindah warna, dari terang menjadi gelap dan apa yang dikisahkan oleh gradasi jingga pada pupil mata saya.
Saya nyaris dinamai Mirabilis jalapa, yang berarti bunga pukul empat. Kebetulan, Mama saya adalah penggemar berat bunga yang kerap ditemui di pekarangan rumah ini. Cantik, menurutnya kala itu. Tapi, sayangnya, saya tak jadi mengemban nama tersebut, karena menurut beliau pula, nanti saya malah hanya bahagia saat pukul empat sore tiba.
Saya nyaris menjadi seorang yang mekar saat senja.
Walaupun tak jadi memiliki nama "bunga senja" itu, saya selalu suka saat sore tiba. Utamanya, banyak kenangan yang bisa saya dapatkan dalam waktu yang terbilang singkat itu. Hanya berkisar beberapa jam saja.
Pesta gorengan sama temen-temen di balkon kampus | menyisipkan "message in the bottle" di Dreamland, Bali | mengintip sunset di Senggigi | samar-samar menanti warna jingga langit dari balik Istana Ratu Boko | pulang ngantor bertualang dengan angkot tepat jam 6 sore | masih berada di Suniaraja dan membeli kopi Aroma sebagai buah tangan | berada dalam becak murah meriah di Kota Solo yang sangat tertata rapi | lari-lari di halaman rumah lama, sembari membantu Mama menyiram tanaman senja.
Dan satu hal yang sudah lama tak saya lakukan akhir-akhir ini: saya jarang bertatap muka dengan senja.
Saya lebih banyak menghabiskan pukul 3-6 sore saya di dalam gedung ber-AC, ruangan berinterior indah, kafe bertarif relatif mahal, toko pernak-pernik manis, dan mall berjuta hiburan. Sampai saya tak sadar kalau matahari sudah mau beristirahat. Sampai saya tak sadar kalau langit sudah berubah warna. Sampai saya tak sadar kalau eksistensi bulan sudah mulai tampak.
Yang saya sadari adalah: hari sudah malam lagi dan saya melewatkan senja kembali.
Sunset with friend! How I miss this moment sooo~ much! |
Rindu!
#np Float - Tiap Senja
-penceritahujan-
Setiap sabtu senja, menjemput mama di MUI, lalu makan di Cilaki. Bagaimana dengan itu ?
BalasHapusSetiap sabtu senja, menjemput mama di MUI, lalu makan di Cilaki. Bagaimana dengan itu ?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus