Day 8 #30HariMenulisSuratCinta : Untuk Pickup Sayur "Restu Ibu"

Bandung, 21 Januari 2011.

Teruntuk sang tercinta : mobil pickup alias kol buntung "Restu Ibu"

Cc : mamang-mamang supirnya dan ga lupa juga sayur-sayuran hijau yang berada di atasnya.

Di tempat. (yang entah ada dimana dia)

Salam sayang,
Halo, truk, kol buntung atau pickup, atau apapun itu, yang bertuliskan "Restu Ibu" di bak belakangnya. Apakah kamu masih inget aku hey kol? Atau hey buntung? Atau truk? Ah, aku tau, aku manggil kamu "Restu Ibu" aja ya? Gmana? Setuju? Deal??

Hey Restu Ibu, ingetkah kamu sama perjumpaan pertama kita? Di tol Cipularang rest area KM 57, saat aku bersama seorang manusia yang anggaplah saja bernama Mawar. Di tol Cipularang rest area KM 57, di saat aku dan Mawar, sang pria yang sebenarnya biasa saja - tapi entahlah mungkin mengingatkan pada film Before Sunrise - merasa super berbunga-bunga satu sama lain, dan ditinggalkan oleh para teman-teman kami yang luar biasa itu *ceritanya sih ninggalin pura-pura, katanya gara-gara aku dan Mawar kelamaan ngobrol dan ilang berdua.

Ah, Restu Ibu. Tau ngga sih kamu? Aku inget banget, seberapa senengnya aku saat itu. Saat temen-temen aku - yang salah satu di dalamnya adalah sang sahabat karib dari smp - meninggalkan aku dan si Mawar, dan akhirnya berjumpa sama si kamu, si Restu Ibu yang mamang-mamangnya nawarin : "Neng, Bandung neng?"

Restu Ibu, tau ga? Setelah perjumpaan itu, kamu jadi bahan obrolan aku dan Mawar loh, hahay, sejak itu pula aku selalu iseng merhatiin setiap truk atau pick-up sayur yang lewat depan mataku. Apalagi saat aku tau kalo Cicaheum - sang rumahku tercinta - dipenuhi oleh truk-truk, angkot, bahkan mobil odong-odong yang lalu lalang kesana kemari. Tapi, aku slalu ngga pernah nemuin nama kamu, hey Restu Ibu. itu nyebelin banget! Restu Ibu, sebuah nama yang bersejarah buat aku.

Ah, dan sialannya lagi Restu Ibu, abis ketemu kamu, aku ngeliat ada kecelakaan parah yang bikin Cipularang macet banget! Dan membuat aku beserta Mawar tambah memiliki waktu yang sangat panjang untuk berbincang - berhubung aku dan dia sebelahan kursinya di mobil - yayaya dan sang cinlok ini semakin menjadi-jadi. Kamu bisa mencium aroma-aroma cinlok itu bukan Restu Ibu?

Dan taukah? Aku dan Mawar sampai saat ini emang ga pernah jadi seorang pasangan. Mungkin emang bukan jodohnya aku dan Mawar untuk bersatu. Secara si gue kan namanya Hujan, dan tinggal di langit, dan si Mawar tinggal di bumi, harus tertanam dalam sang Tanah, sahabat baiknya aku. Tapi, karena itu pula lah, aku dan Mawar selalu merasa dekat hingga saat ini! Dan, mungkin bisa dikatakan aku dan Mawar berteman baik looh! *Mawar dan Hujan yang berteman baik*

Walau kita ga banyak bertemu muka, tapi Restu Ibu, kamu saksi dari kejadian yang ga akan terlupakan antara aku dan Mawar. Iya kan? Restu Ibu, kalo ketemu Mawar, sampein ya.. aku kangen dia gitu. Udah janji-janji mau pergi bareng tapi belum aja ya?

Dan Restu Ibu, semoga kita bertemu lagi! Kalau akhirnya kita ketemu, ingetin aku buat mengabadikan kamu ke dalam sebuah benda yang namanya kamera, oke Restu Ibu?

Akhir kata, sampai jumpa Restu Ibu, sampai nanti Mawar.

.penceritahujan.210111.kantormini.masih.

nb : buat Mawar ahey, ayo kita markicaw! yu ah yu! harus main ini mah, urang kangen boy!!!