Halo hei hei kamu disana! Iya kamu yang selalu menjuluki diri Pria Gerimis, dan kamu yang menamai saya Perempuan Hujan - konon katanya karena tiap saya bertemu kamu, entah kenapa si awan-awan hitam berkumpul menjadi satu, berdiskusi, berbincang hangat dan kemudian memutuskan untuk menurunkan para butiran hujan cantik itu ke muka bumi. Seakan-akan sang hujan adalah teman karib yang tak terpisahkan, begitu kan Pria Gerimis?
Dan halo juga kamu yang disana! Iya, kamu yang selalu membuat sejuta kebetulan seakan kenyataan. Menciptakan nuansa film-film fiktif seperti Serendipity, Science of Sleep bahkan High Fidelity menjadi sebuah fakta tak terpercaya. Ya, kebetulan, keajaiban, keanehan? Itulah yang saya rasakan setelah bertemu kamu, hey pria bermata coklat bening bagaikan tetesan rintik gerimis di ujung sana. My life is just like a scene of movie, and these memories are the best story ever!
Dan halo lagi kamu yang disana! Ya, kamu yang telah memasukkan berbagai soundtrack atas perjalanan menelusuri sang hujan bersama, ketika saya bernyanyi "I Will"nya The Beatles dan ketika kamu melantunkan sang "When I Go"nya Slowclub, beserta seluruh dunia dan kode-kode aneh yang hanya diketahui oleh kita berdua, begitu bukan Pria Gerimis..?
Dan halo halo halo kamu yang disana, yang telah membuat segumpal memori tak terbendung dalam ingatan saya, yang telah membuat sang hujan identik dengan mengingat seorang kamu, yang telah menciptakan kenangan manis tentang seluruh pelosok kota indah ini, dan yang telah membuat saya selalu mencintai sang hujan.
Dan, halo kamu yang disana! Apa kabarnya kamu hey? Masihkah kamu menjadi Gerimis? Akankah kamu telah berganti menjadi Awan Cerah di musim panas itu? Yang saya tahu, saya masih menjadi Hujan, dan akan selalu menjadi Hujan.
.penceritahujan.140111.rumahmini.#30HariMenulisSuratCinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar