Di antara kolaborasi manis antara langit sore dan awan putih,
dan juga hecticnya kota kembang yang dipenuhi sang roda-roda dengan berbagai ukuran yang tak menentu.
Hujan mengintip manis dari balik payung langit sore, seperti apa keadaan di bumi hari ini.
"Panas.. kuat ga ya aku jalan sampai bumi?" ujar sang Hujan sembari menatap Matahari yang dengan gagahnya berjalan-jalan mengelilingi bumi.
Hujan pun mangkir kerja - konon katanya sih dia lagi menyortir tetesan-tetesan Hujan mana aja yang layak turun ke bumi kelak - hanya demi untuk menikmati hari ini.
Tujuh belas nol dua, duaribusebelas.
Tik tok tik tok.. Udah jam setengahlima, seperti lagu yang dilantunkan sebuah kumpulan musisi oke asal ibukota - SORE (yang kabarnya udah bubar lah ya? Ahey, balikan lagi lah, kalian jiwa ragaku! *lebay). Dan Hujan yang baru desperate abis gara-gara musim Hujan dan Gerimis sudah habis, menatap lantai bumi dan berkata : Hujan harus bahagia! Karena ini langit sore, dan Hujan pun sangat mencintai langit sore!
Hujan pun berjumpa dengan sesosok eskrim Conello - putih manis rasa vanilla yang mengagumkan, tak lupa dengan kombinasi antara kacang dan cokelat yang menambah kelezatan sang eskrim.
Sebenarnya tadinya, Hujan biasa aja sama Conello, terlebih lagi rasa coklat kacang yang Hujan pun gatau jelas nama dari rasa sang Conello ini apa. Biasanya sih kalo Hujan beli eskrim ke bumi, pasti dia milih yang ice cream cup rasa strawberry.
Tapi entah kenapa.. hari itu, Sang Conello terlihat sangat beda dari biasanya. Lebih menakjubkan dari Magnum yang gosipnya lagi jadi syarat kegaulan manusia kota kembang masa kini. Lebih indah dari sosok strawberry ice cream yang sebenarnya sudah cukup menggoda disana. Padahal, Conello tetap Conello, tetap menjadi dia yang seperti biasa.. dia yang menggunakan kacang di atasnya, dan dia yang ga berubah jadi Strawberry agar sang Hujan menyukai dia. Conello tetap menjadi Conello coklat kacang apa adanya, nggak berusaha berubah jadi apapun, dan entah kenapa.. hal itulah yang menyentuh hati Sang Hujan untuk berkenalan lebih jauh dengan Sang Conello.
"Hallo Conello..! And I wish I'll never say : Goodbye Conello!" ungkap Hujan mengecup manis kening Sang Conello, suatu kisah cinta yang cukup absurd, antara Hujan - yang merupakan elemen cuaca - bersama Conello - sejenis produk manusia yang menenangkan dahaga.
Apakah yang terjadi setelah pertemuan Hujan dan Conello di bumi? Cuma Pencerita Hujan dan Tuhan yang tau.. yang pasti sepertinya Pencerita Conello pun mengetahui dengan jelas akan hal ini.
(bersambung boy!)
.penceritahujan.220211.rumahmini.
aww..aww..awwwww
BalasHapuskunjungsn pertama.... salam kenal.. singgah juga dirumah maya ku ya... ^__^
BalasHapuskunjungan perdana langsung di sambut cerita yg unik..
BalasHapuskeren ^^
terus berkarya teman :D