Selasa, 31 Januari 2012

#19 - Penghuni Tanah Es

-hari kesembilanbelas-

Halló,
góðan dag kæru Ólafur Arnalds.

Hay Mas Óli, apakabar kamu di Iceland, negeri yang dipenuhi oleh hamparan es cantik nun jauh di sana? Kesannya saya deket banget gini sama kamu, manggilnya Mas-Mas segala, lah emang masnya wong jowo opo wong esland to? (Iceland jadi Esland lah, plis Neu). 

Omong-omong usia kita hanya terpaut setahun lebih delapan hari lho! Hehehe, November-people memang selalu dianugrahi bakat dan talenta yang luar biasa ya, semoga ada nama saya tersempil di antara para November-people yang sukses. 

Tahukah? Di antara semua negara di luar sana yang membuat saya penasaran, Iceland menjadi tempat tujuan impian saya. Terlebih lagi waktu pertama saya dengerin alunan piano yang kamu mainkan. Kalau di Bahasa Sunda-nya sih nyeredet hate. Menusuk, langsung menembus syaraf-syaraf yang menjalar dari gendang telinga, meneruskannya langsung ke jantung, tempat debaran itu bermula.

Yang lebih lucunya, sebenernya kan saya nggak ngerti artinya judul-judul lagu kamu, Óli. Sama sekali nggak ngerti. Tapi entah kenapa, setiap musik-musik ciptaanmu menemani pagi, gerombolan air mata seperti nggak mau kompromi. Mereka berebutan ingin segera keluar dari rumahnya, dan menari-nari mengikuti iringan piano yang disertai gesekan biola atau cello itu. Ya, kamu menciptakan lagu-lagu hangat itu di antara kubu-kubu es yang mengitari tanahmu.

FYI, sepertinya ketukan-ketukan lembut itu menyimpan sebuah kekuatan magis ya? Seperti sebuah sinar kameha-meha yang dilancarkan melalui speaker PC langsung menembus salah satu pojok di otak kecil saya. Ya, kamu memunculkan kembali rekaman-rekaman video masa lampau di ingatan saya, dan memaksa senyuman untuk kembali terbit mengenangnya.

Pasti kamu masukin ramuan rahasia plus mantra komat-kamit ya sebelum tangan-tanganmu memainkan alunan piano itu deh-deh.Tanggung jawab kalo saya sampai ngelamun terus dan malah jadi menggalau karena dengerin lagu kamu yah!

Anyway, I'd like to write some Icelandic words, sorry if I get any wrong for my sentences. As you know, I translated them at Google Translate, haha, thanks to Google who have made me this close with ya'! 

Kæri Ólafur Arnalds, vildi að ég einhvern tíma að við munum hittast í kringum Indónesíu. Ég næ þér að margir dásamlegur stöðum í þessu ótrúlega landi.

Og ég vona að einn góðan veðurdag að ég gat heimsækja Ísland líka, að horfa á Aurora frá ógnvekjandi landi yðar, búa til nokkur ljóð eða orð með lögin þín. Það er vera yndisleg!

Engu að síður, skuldar mér þér svo mikið fyrir hvetjandi tónlist.

That's all dear Óli

Mungkin kamu ga akan ngerti semua isi surat saya ini. Tapi saya percaya kok, kalau isi hati bisa sampai tanpa mengenal perbedaan bahasa, sama seperti judul-judul lagumu bukan? 

#nowplaying Olafur Arnalds - Ljósið


Salam hangat dari Istana Hujan, wahai penghuni Tanah Es. :)

-penceritahujan-

#18 - Halo Musuh Semasa Bocah!

-hari kedelapanbelas-

Dua belas tahun yang lalu ....
Halo, bisa bicara dengan Hafidh? | Iya, dari siapa? | Dari Kanne. | Ini saya sendiri. | Eh.. euuhh, Hafidh, maafin ya kalo selama ini saya punya salah | Oh iya ga apa-apa. | *ceklik* *telepon diputuskan sepihak dan seorang Kanne terdiam.

Hey kamu. Apa kabarnya? Udah jadi dokter ya gosipnya? Masih inget sama saya kah? Nama orang yang dulu pernah duduk di sebelah kamu, yang bahkan kamu nggak mau menoleh sedikit pun ke arah saya, entah kenapa. 

Iya, saya Kanne, Candella Sardjito, teman sekelas kamu di kelas 2 C SMP. Yang nggak pernah mau kamu sapa, ataupun sekedar meminjam penghapus Boxy – yang sebenarnya terletak jelas di meja saya yang bersentuhan dengan mejamu.

Sering banget kisah ini saya tuliskan di diary saya yang jumlahnya nggak terhitung lagi, ya ada nama kamu di dalamnya, rasa penasaran dan sedikit tertekan kali ya? Saya jadi objek "bully" tapi cuma sama kamu aja, aneh deh. 

Kenapa sih lo Fidh? Ada yang salah dari gue? Gue salah apa sampai lo kaya gitu banget sama gue. Gue sehina itu ya sampai lo bahkan ngejek-ngejek gue dari belakang.

Hehe, no hard feeling ya, tapi emang saya senyebelin itu ya sampai-sampai waktu saya minta maaf juga kamu cuekin dan anggap angin lalu? *pertanyaan super-duper serius*

By the way,
aneh juga rasanya karena akhirnya saya menikmati sebuah perasaan ajaib itu. Benci tapi cinta, ahaha, cinta monyet lah pastinya. Musuhan tapi ga jelas kenapa musuhannya, suka tapi ga ngerti juga kenapa sukanya. Kalo kamu ada bawaannya bikin emosi, tapi kalo nggak ada malah dicari-cari. Klasik deh Neu!

Kelas dua berlalu, entah saya harus senang atau sedih. Senang karena akhirnya saya jauh denganmu, dan sedih karena alasan yang serupa. Absurd ya?

Sampai akhirnya, kita pisah kelas, sampai pisah sekolah. Kamu beranjak ke sebuah sekolah negeri favorit dan saya lebih memilih sekolah swasta. Nggak ada sedikit pun kalimat penyelesaian dari apa yang telah terjadi selama itu. Permusuhan yang tak berujung, atau perasaan terpendam yang membuat penasaran.

Ingat kah kamu, saya akhirnya pernah menghubungimu sesekali? Saat itu, kamu tertawa ketika saya bertanya, “Dulu tuh saya punya salah apa sih sama kamu, sampai segitunya?”

Dan kamu hanya berkata, “Udah ah malu, jangan dibahas, masa kecil, masa lalu.”

".......???"

Kocak ya, menggali kenangan di tepian otak kecil saya ini seperti memutar ulang video yang bertuliskan namamu, sebuah cerita (cinta) monyet yang tak pernah berujung karena tak jelas kapan semua itu dimulai. 

Someday, kita pasti ketemu lagi, saya yakin itu. Dan apa yang akan saya katakan ketika kelak bertatap muka kembali? 

"Hay, kamu masih inget teman sebangkumu yang sebenarnya dulu pernah suka tapi dimusuhin habis-habisan sama kamu?" 

No hard feeling, really. :) Take care ya Pak Dokter Hafidh Seno, salah satu tokoh yang masuk ke dalam jajaran kisah cinta teraneh saya semasa bocah. 

#nowplaying New Radical - Someday We'll Know 

-penceritahujan- 

Senin, 30 Januari 2012

Menggumam #3

I'm trying to be 100% but still, there's no 100% in any kind of living things, except for God. Yes, God give a little hit on mine, then I realize, eventhough he's showing it, but he's not that into me.

Minggu, 29 Januari 2012

Cerita Hujan feat. Tuan Kumis!













Halo!

Mr.Moustache alias Tuan Kumis punya blog!! <3

By the way, Tuan Kumis adalah sesosok sahabat saya semenjak masa perkuliahan yang penuh dengan keluh kesah suka duka tangis dan tawa :)

Dan kini, Tuan Kumis akhirnya pulang ke rumah, setelah sekian lama teronggok tak berdaya di laci gelap gulita. Dan Tuan Kumis berkata sama saya, "Mari kita jalan-jalan, Kandela!"

Woow, Tuan berkumis seperti Om di kaleng Pringles ini menawarkan diri untuk menjadi partner saya sembari melangkahkan kaki, mensyukuri setiap jengkal yang Tuhan berikan pada saya.

"Mari kita mendokumentasikannya bersama Kandela," begitu ujarnya dengan suara super pelannya itu.

"Tapi kan aku nggak punya kamera yang canggih, Tuan Kumis!" ucapku sambil menggenggam erat tangan mungilnya itu.

"Nggak apa-apa kok, Tuhan kan ga akan mengukur rasa syukur kamu dari canggihnya alat yang kamu gunakan, bukan?"

Yes, you're right Tuan Kumis, memiliki seperangkat alat yang sangat sederhana dengan skill super jongkok nggak membuat saya enggan untuk berkarya. Begitu bukan, Tuan Kumis?

Terimakasih Tuan Kumis *kisses*

And I'd like to say : Welcome to Tuan Kumis Jalan-Jalan's page yo!

Enjoy!

- penceritahujan & tuankumis -

visit him on : http://tuankumisjalanjalan.blogspot.com/

Menggumam #2

Bukan dunia yang sempit, tapi Tuhan sudah memilah-milah jari jemari mana yang harus terikat benang merah satu sama lain. Super jelimet dan membentuk sebongkah bola kusut yang membuat manusia berkata : dunia sempit! :)

#16 - Terlambat Sekian Hari

Hei-hei-hei kamu @SutradaraTop !

Agak terasa little awkward saat tau ada nama 'perempuan hujan' lain sebagai penulis surat dengan identitas super rahasia yang melayangkan suratnya ke arahmu. Dan mungkin membuatku jadi seorang tersangka. Ini lucu.

Suatu ketika di hari ulangtahun kamu, aku sempat berniat membungkus kata-kata dengan kertas kado dan pita, yang akan kutitipkan via dunia maya. Rizki Saputra has being the nice guy for me, and of course I want to give him the nicest present!

Namun satu dan lain hal, tangan-tanganku kaku, enggan bergerak untuk menuliskan surat atau hanya mengirimkan seonggok kartu pos saja. Writer's block Ki, maybe. I don't want to give you my bad writing at that time, really, cause it's your special present - that's what I've thought. :)

Tapi, Tuhan berkata lain, ternyata ada sosok @perempuanhujan_ - yang notabene-nya penyuka hujan juga - menulis kata-kata cantik itu untuk Kiki. Waw, you must have been so lucky dear!

Kadang-kadang tulisannya sedikit membuatku iri, "Kandela, harusnya kan lo yang ngirim surat ke si Kiki buat ulangtaunnya, lah ko keduluan orang sih?" Haha, sosok @heykandela ini sesungguhnya merupakan seorang super duper egois yang berlindung di balik cerita hujan miliknya.

Satu hal yang bisa aku ambil titik tengahnya, entah siapapun itu sosok [at] perempuan hujan [bergarisbawah] dia adalah sosok yang jelas-jelas menyimpan sebuah rasa besar untuk kamu Ki. Bukan hanya seuntai kata untuk menjadi hadiah, atau hanya sebatas pesawat kertas yang melayang demi sebuah proyek 30 hari menulis surat cinta saja, maybe she's into you that much *sotoy* ! And I'm definitely defeated by her, as a rain lover and as a mate of yours.

Surat konfirmasi? Konferensi pers? *helo kandela who do you think you are. Heu-heu, bukan kali ya. Mungkin aku cuma menamakan surat ini, surat cinta yang terlambat sekian hari dan diwakili terlebih dulu oleh seorang pecinta hujan, yang mungkin merupakan seorang penghuni Planet Hujan lainnya. Mungkin nama Rizki berjodoh dengan sosok hujan kah? OK, we'll never know.

That's all dear Rizki :) Soon you're gonna meet her, the rain of yours.

#nowplaying Olafur Arnalds - Raein <3

Salam dari Istana Hujan :)

-penceritahujan-

Rabu, 25 Januari 2012

#13 - I'll Forget You in Time

-hari ketigabelas-

Nggak ada kata halo ya, karena ini semacam surat selamat tinggal. So, saya nggak butuh kata-kata sapaan semacam itu karena akhirnya saya akan menghapusmu juga. 

Payung Kuningnya udah saya balikin kan? Apa ada lagi yang tertinggal? Perasaan kamu di saya? Atau perasaan saya di kamu? Sudahlah, saya berikan saja perasaan saya dengan cuma-cuma. Saya nggak minta dibayar, anggap saja saya sedekah. 

Eh? Kamu mau bayar? Bayar pake apa? Bulu ketek emas? Kamera Leica tiga seri? Atau ngebayarin saya jalan-jalan keliling Indonesia plus berkunjung ke Iceland?

Sorry, perasaan saya gabisa dibeli, oleh apapun. Saya ya saya. Ingatan saya mungkin bisa dihilangkan sekejap, tapi hati saya? Hell no! Atau kamu mau transplantasi jantung saya secara paksa agar saya tak pernah merasakan debaran ini sama sekali? 

Sudahlah. Saya ngasih doang, nggak minta apa-apa. Nggak butuh dibayar sebagai gantinya, atau kamu sampai merasa nggak enak karena masih menyimpan perasaan saya. 

Yang saya butuhkan, tolong simpan baik-baik perasaan saya. Entah itu di lemari bergembok, ataukah kamu menyimpannya di bawah bantalmu agar nggak hilang dan dicuri. Terserah. Saya sudah memberikannya, dan saya nggak peduli apa yang akan kamu lakukan padanya.

Take care ya, sudah nggak ada alasan saya lagi untuk menyimpan perasaan kamu, memutar balik video yang tersimpan dalam memori saya, ataupun peduli padamu barang sedikitpun.

You still make me cry
Like a song of the east
That loses its centre
But always finds its way back home
Oh, how this bird has flown

So I'm making up my mind
Gonna rescue myself tonight
Yeah, I'm making up my mind
I'll forget you in time
.

#nowplaying Lior - I'll Forget You


Goodbye! I'll forget you in time! :)


-penceritahujan-

Senin, 23 Januari 2012

Menggumam #1

Satu hal yang saya percaya, setelah hujan badai pasti akan ada pelangi, so I enjoy this heavy rain, and I'm pretty sure God has prepared some awesome surprises for me.

-
penceritahujan-

Minggu, 22 Januari 2012

#9 - Surat Cinta di Hari Imlek

Selamat pagi! Gong Xi Fat Choi Mas berinisial SW! Semoga berkah tahun ini selalu mengalir deras seperti tahun-tahun lainnya ya Mas. :)

By the way, kita belum pernah berkenalan lho sebelumnya. Nama saya Candella Sardjito, iya, "CS" yang disebut-sebut di sana adalah Candella Sardjito. "C" untuk Candella dan "S" untuk Sardjito. FYI aja, Sardjito itu nama ayah saya, ayah yang selalu saya banggakan kemana-mana. :)

Saya jadi inget, ternyata ada yang melayangkan surat cinta ke saya di awal Tahun Baru Cina ini, sungguh lho, buat saya ini adalah sebuah surat cinta, walau sebenarnya ini surat teguran. =")

Kenapa surat cinta?

1. Dikirimnya di awal Imlek! Waah <3 Terharu! Imlek berarti banyak buat saya, walau saya sebenernya ga imlekan juga, soalnya Imlek itu mengingatkan saya sama turunnya hujan, as you know dari nama blog saya aja "ceritahujan" hehey :)

2. Membuat saya yakin sama sebuah hal, I've changed a lot! Dulu saya bodoh, tulisan masih seadanya, foto masih mengambil dari dunia google tanpa saya tau sourcenya ada dimana, dan yang pasti, membuat saya sadar, kalo tempat-tempat komunitas bernaung saya ini membawa perubahan besar dalam hidup saya! Jauh membawa pengaruh daripada zona aman saya.

3. Seperti layaknya sebuah ujian di bangku persekolahan, Tuhan memberi saya cobaan karena ingin mengangkat saya menuju tingkatan yang lebih berharga. Entah apakah Tuhan akan memberi saya sebuah hadiah kejutan yang mungkin akan menjadi jawaban atas pertanyaan saya selama ini?  

Maybe, God has lead me to the right way. Mungkin aja Tuhan mau memindahkan saya ke sebuah Lantai Enam di Jalan Panjang, Kebon Jeruk Jakarta. ;) *wink*

4. This thingy is really making me feel alive! Saya ga bakalan ngerasa hidup kalo konflik itu ga muncul, kalo kesalahan itu ga pernah ada dan kalo semua orang di dunia ini langsung diciptakan pintar dan mengerti etika. Semua manusia menjadi hidup karena belajar. Mungkin Mas SW juga pernah merasa begitu. :)

5. Sekali lagi Tuhan ngajarin saya untuk menjadi pihak yang pernah merasakan dua kejadian, jadi pihak "antagonis" dan "protagonis" sehingga membuat saya berpikir dari dua sudut pandang.

6. Inisial saya terkenal, tapi boleh diralat dikit? Bukan GS, Mas, tapi CS :) agak typo sedikit itu, but it's okay. Mungkin tanda kalo nama saya harus berubah jadi Gandella Sardjito kah? *just kidding, really!

Sekali lagi, surat cinta di hari Imlek ini saya tujukan pada Mas SW, terimakasih karena sudah melayangkan kata-kata teguran dalam linimasa yang menyentil hati, pikiran, dan emosi saya di pagi hari. Actually, saya ga nyalahin siapapun, baik surat peringatan atau yang kala itu menjadi tempat saya belajar. :)

Tapi tetep, saya tahu kalau Tuhan memberi saya jalan untuk menjadi seorang manusia yang lebih baik lagi, lewat konflik seperti ini, Tuhan sayang sama saya, dan Tuhan juga pasti sayang sama Mas SW.

Sekian surat cinta dari saya, Mas SW, semoga berkenan, karena permohonan maaf secara resminya sudah saya titipkan lewat sinyal yang lewat di rumah saya.

Terimakasih banyak, Mas, terus berkarya! Salam hangat dari istana hujan.

-penceritahujan-

PS : omong-omong Mas, tulisan saya juga pernah terbit di web orang lain tanpa mencantumkan source dan bahkan blog saya juga pernah masuk review sebuah majalah yang cukup besar tanpa ijin saya lho. Tulisan kan ga ada watermark-nya. Susah juga mau membuktikan itu tulisan saya atau bukan. Mungkin aja saat itu Mbak atau Mas yang melakukannya juga dikejar deadline, sama seperti saya. 

I know what it is like, then I feel bad because now it's me who's doing it. Really bad, sorry! :)

But anyway, All I want to do is saying thankful words to them because they have read my words.
*senyum*

Rabu, 18 Januari 2012

#6 - Sebongkah Kata Untuk Utun Sayang

Dear Utun-nya @marchsxxx

Halo sayang, lagi apa di perut Ambu-nya tercinta? Masih tidur nyenyak kah selama 3 bulan terakhir ini? Kemarin kan kita ketemu, kita udah kenalan kan kan? Aku nemenin Ambu kamu pas nyari buku tentang kandung-mengandung lho. :)

Tau nggak kamu Utun, kemarin aku nemenin Ambu yang nama kerennya Mommy-mu tercinta makan ayam cobek di Jalan Cihapit. Hujan pun ditembus demi seonggok cobek beserta ayam mati yang pasrah di atasnya (ya iya lah, kalo ayam hidup, Ambu kamu pasti primitif, Utun!). Jangan-jangan pas kamu lahir, teriaknya langsung "Ayam Cobeeek". #bayiajaib.

Dear Utun yang lagi damai berdiam di perut Ambu, kamu tau nggak, aku kenal Ambu kamu itu dari nyaris 7 tahun yang lalu lho, saat kami sama-sama masuk Kampus Jingga alias ITENAS. *asik nggak tuh? Kampus yang konon terkenalnya karena video, ehmm.. sebut saja itu video Unyil ya Utun. Pokoknya Utun nanti nggak boleh nonton video "Unyil" ya, dosa ya itu Utun sayang.

Utun sayang, Ambu kamu itu sudah melewati 7 tahun bersama aku, dengan berbagai ceritanya yang nggak kalah seru sama sinetron "Cinta Fitri" atau "Putri Yang Tertukar". Lika-liku kehidupan, suka duka, tawa haru, aku udah liat semua itu bareng Ambu kamu.

Aku kenal Ambu kamu, dari dia masih pake kerudung unyuu~ yang masih pantes banget buat Ambu kamu, sampe sekarang udah jadi seorang calon Mommy yang bijaksana. *asik*.

Aku kenal Ambu kamu, dari mulai kita menjadi wali ospek bareng, sampe kita berdua suka dirempongin oleh sebuah organisasi kampus. Main ke Jogja, survey ke Jakarta, naik onthel bareng, sampe ada di dalam sebuah kamar yang kaya landasan helikopter, Utun! Ah, kangen rasanya saat-saat seperti itu!

Aku kenal Ambu kamu, dari dia masih banyak "pemandangan" sampe sekarang udah membuat sebuah kata bernama "komitmen" bareng Abah kamu lho, sayang. Hahahay, entahlah, time goes so fast, dear.

Aku kenal Ambu kamu, dari jaman kita masih sering mabal kuliah buat nongkrong di Sushi Tei, Letshop atau Bu Imas. Ahaha, FYI, Bu Imas itu favorit Ambu kamu banget, Utun! Mungkin aja nanti makanan pertama yang dia kasih buat kamu bukan ASI tapi Bu Imas. *hati-hati saja Utun!

Inget sebuah cerita, Ambu kamu punya seorang sahabat, baik sekali, Utun. Namanya, rahasiakan saja ya, yang pasti dia seorang pria, mukanya kokoh-kokoh gitu. Dia yang udah nemenin Ambu kamu dari bertahun-tahun yang lalu, sampai semua orang berpikir kalo dia yang bakal jadi seorang yang melingkarkan janjinya di jari manis Ambu kamu.

Tapi, Tuhan berkata lain, sayang. Mungkin, Ambu dan sang kokoh nggak terikat benang merah yang sama. Tuhan membiarkan Ambu bertemu dengan pria yang nggak kalah hebat, yang akan menjadi Abah buat Utun kelak. Tuhan punya rencana lain, Tuhan ingin seorang Utun yang lahir ke muka bumi, makanya Ambu kamu dipertemukan dengan seorang Abah tersayang.

Dan sang kokoh? Semua itu pendewasaan diri, Utun. Aku melihat si kokoh bener-bener sebuah sosok yang dewasa. Tuhan pasti sudah mengaitkan benang merah maya ini ke jari manis seorang perempuan beruntung.

Ambu dan sang kokoh merupakan hubungan ter-absurd yang pernah aku tahu. Tapi hubungan ter-lapangdada yang pernah aku tahu juga. :) Semoga masing-masing mendapatkan kisah yang terbaik!

Yang pasti, Utun, Ambu kamu itu sahabat aku yang sangat sabar, dan lapang dada. Aku yakin, Ambu akan jadi seorang Mommy terbaik buat kamu. Mungkin akan jadi Mommy yang rumpi abis, hobi jajan dan suka jalan-jalan.

Jadi, makan yang bener ya Utun sayang, kasian Ambu kamu, muntah-muntah sama mual tuh. Nanti harus jadi Utun yang soleh/solehah, berbakti sama Ambu dan Abah, pinter dan yang pastinya jadi seorang Utun yang terbaik untuk diri Utun sendiri. :)

Di sini, ada Ambu-Abah, aku, sang kokoh, dan para Aunty serta Uncle lainnya yang selalu menanti kehadiran kamu, saat mata kamu mulai terbuka dan melihat dunia. Nggak sabar melihat tangan kecil kamu menggenggam tangan Ambu hangat, that's gonna be the most awesome moment. :)

Sabar ya di dalam tempat tidurmu sekarang, sayang. Jagain Ambu ya, Utun sayang.

Salam kecup,

Aunty Kanne

nb : nanti someday Ambu-nya aku pinjem ya Utun, aku sama dia masih janjian mendaki Gunung Semeru bersama. :)

#5 - Selamat Tinggal Payung Kuning !

Halo Payung Kuning! Sosok kamu tuh kaya ilusi. Fatamorgana. Kadang dateng, kadang pergi. Hari ini, kamu masih ada di genggamanku. Erat, sangat.

Suatu ketika di istana hujan, dia menitipkanmu padaku. Menitipkan sesosok payung kuning kesukaannya, mempercayakanmu untuk kupinjam. Entah lah, apa dia akan mengambilnya kembali saat dia menemukan penggantiku?

Hari itu, dia kembali menghubungiku, Payung Kuning. Padahal segala upaya daya aku lakukan agar menghilang darinya. #sigh

Nyatanya, dia datang lagi, dan berkata, "Apa kabar kamu?"

Aku nggak mungkin nggak nangis, Payung Kuning, aku tau banget kamu mengintip dari balik lemari sana. Melihat aku terisak saat suratnya tampil dalam layar komputerku. 

"Hujan ya hari ini?" ujarnya. Kamu pasti lagi mengejek muka jelekku yang kala itu sedang sembab deh. Yakin. Kamu curi-curi baca pesannya kan, Kuning?

Aku nggak tahu harus ngapain, Kuning. Kata "hujan" dan "gerimis" merupakan kata sakral untukku dan dia. Kamu saksi bisu dari semua itu. Aku tau pasti!

Baiklah, kulihat kuningmu sudah enggak secerah dulu, kamu pun sudah melupakan senandung hujan yang biasa kamu nyanyikan bertahun-tahun lalu. 

Kenapa kamu? Kamu sakit? Panas? Kebanyakan hujan-hujanan? Keracunan kah? Atau kenapa?

"Saya ingin kalian main hujan-hujanan lagi, tapi kalian berdua. Hujan, dan gerimis," ujarmu letih. "Kamu tau kah? Saya sekarat." 

Setiap hari, kamu hanya berdiam dalam lemari itu, murung. Bahkan cenderung berubah menjadi warna abu. Monokrom. Jiwamu nyaris terhisap oleh entah apa itu. Mana Si Payung Kuning cantik yang selalu bahagia?

Hari ini, aku akan mengembalikanmu ke pemilikmu, Payung Kuning. You doesn't belong to me anymore. Kamu nggak akan bahagia melihatku terus menangis, menghapus satu persatu lembaran memori sampai tak bersisa.

Tuh, lihatlah, pemilikmu - pria pecinta gerimis - sudah bersanding bersama seorang nona pagi yang manis. Dia juga menyukai hujan, Payung Kuning, dia pasti menyukaimu. 

Baiklah, Payung Kuning, ini saatnya kamu pindah kembali ke rumahmu sebenarnya, lemari yang terkunci rapat dalam hatinya. Lemari yang sudah menjadi hak milik Pria Gerimis dan Nona Pagi. 

"Kasihan Payung Kuningnya, kasihan hati kamu," ujar pria itu sembari tersenyum, melihatku sulit melepaskan genggaman dari batang tubuhmu, Kuning. 

Iya, memang, kasihan kamu, kasihan dia juga. Berat? Sangat. Kamu sudah kujaga baik-baik, kusimpan erat di lemari tersembunyi itu. Memelukmu di kala hujan tiba atau saat nggak ada seorang pun yang tahu. Sekarang, aku harus pura-pura nggak pernah kenal kamu. Pura-pura menganggap kamu cuma seonggok payung biasa. Ga bernyawa. 

Goodbye dear Yellow! Aku harus rela ngeliat kamu perlahan dikembangkan olehnya. Bukan aku yang ada di bawah sana. 

Hey, tenang aja, nanti kelak kamu juga akan bahagia, warna kuningmu akan cerah kembali. Predikat 'hujan' yang ada pada nama belakangku pun akan lepas perlahan, berganti menjadi tahta seorang nona cantik di pinggir sana. 

Dan ingatan tentangku pun akan menyurut, Kuning, aku yakin itu. 

Goodbye dear, take care!

nb : halo pemilik payung, tolong jaga Payung Kuning baik-baik ya :)

-penceritahujan-

Senin, 16 Januari 2012

#4 - Halo Bung Penangkap Cahaya!

Kepada Yth. @hafidznovalsyah

Halo! By the way, saya sama sekali nggak ngerti sosok semacam apa sebenarnya selebtwit itu. I was wondering, apakah selebtwit semacam umbi-umbian atau sejenis makhluk bunian?

Yes, akhirnya @PosCinta memberitahu saya, katanya :


Kata para #TukangPos juga, selebtwit itu :



Tararaaa~ yeoups, menurut saya, bung yang satu ini membuat sebuah influence tersendiri bagi saya, jadi ga salah kan ya Bung, kalo saya ngirim surat hari ini untuk Bung? Nggak ada aturan untuk kagum dengan orang, siapapun itu bukan?

Mari kita mulai, Bung!

Kali pertama saya membaca nama kamu di sebuah majalah travelling kesukaan saya, salah satu tempat yang membuat saya berpikir : I wish I could get a job on that place, dude!

Tulisannya : foto oleh HAFIDZ NOVALSYAH

Penasaran? Sangat! Malah terkadang saya melihat tulisannya ikut menghiasi lembaran majalah ini, broh! Hey-hey-siapa dia? *sirikdotkom!

Suatu ketika, saya pun datang ke sebuah acara Couchsurfing di CCF Bandung, soalnya ada presentasi foto travelling dari orang yang bersangkutan dengan majalah idola saya itu.

Itu kali pertama saya ketemu kamu, Bung. Kamu gatau sih, cuma saya duduk di depan kamu persis, depan Mas Hafidz Novalsyah yang namanya tertera di majalah kotak kuning itu.

Presentasi hari itu berjalan lancar. Foto-foto yang kamu presentasikan hari itu sama seperti foto-essay yang saya lihat di lembaran majalah. Foto Bali dan Fashion kalo nggak salah (hehe, ralat aja kalo salah ya masnyaa..)

Dan menurut saya, mas fotografer sebiji ini bersama cerita "foto"nya, sukses bikin saya terpana. Seolah terdapat flash-flash aksara yang mengungkap cerita di dalamnya. Suddenly I'm in love with those photos.

Thanks to social media, membuat diameter bumi terasa semakin kecil, membuat benang merah di jari manis saya ini tambah tersambung ke jari manusia lainnya, salah satunya dengan Bung Hafidz Novalsyah ini.

Akhirnya, saya berbincang dengan kamu, Bung, kalo nggak salah sih via chat facebook ya? Dan kamu yang meng-chat pertama, *ini lagi diliat lagi dong chat-page-nya* sebuah kebanggaan tersendiri dong. #uhuk

Dan akhirnya saya follow twitternya Bung Hafidz, FYI saya sering iseng nyimak twit-twit dari akun bernama @hafidznovalsyah ini. Anak daerah yang tetap mempertahankan sifatnya walau hidup di ibukota, saya lupa gimana kalimatnya, tapi kalo nggak salah sih intinya itu. Entah kenapa, saya selalu suka 140 kata yang tertulis mengatasnamakan akun @hafidznovalsyah ini. Kritis, tajam dan #damnitstrue!

Selain itu, saya iseng baca-baca blog Bung Hafidz, heuheu. As usual, melihat foto-foto karyanya yang penuh cerita, "foto hidup" kalo kata saya sih. Kalo nggak salah foto terakhir tentang telekomunikasi sampai ke pelosok itu bukan sih? Itu konsepnya sederhana tapi ju-a-ra (menurut orang awam kaya saya lho ya).

Huaha, penilaian saya sama orang cukup selektif juga *asik, kaya siapa aja deh gue*. Pertama, liat selera musik, kedua, liat karya, ketiga, liat tata bahasa twitnya! Maaf ya kalo ga ada gawe gini ngintip-ngintip blog sama suka nyimak twitnya. Tapi tau lah ya berarti penilaian saya kaya apa. Hehehe. *senyum* (kata kamu teh : siapa juga yang mau tau).

Nah, ada kata-kata hasil wawancaramu dengan sebuah blog, berkata, "Fotografer itu dikenal dari karyanya dan visinya, bukan kaos, topi, tas, ataupun kameranya."  Sangat-sangat-sangat sependapat Bung!

Apa Bung terkenal seperti selebtwit standar pada umumnya? Banyak orang awam yang belum sadar, tapi karya kamu sudah menjelajah dari ujung hingga tepi Nusantara bukan? To me, you're more than just an ordinary selebtwit! (ini lebay ga sih? ahaha, maaf ya kalo lebay).

Mungkin banyak para penangkap cahaya profesional lainnya yang harusnya saya kagumi, banyak kok, banyak banget. Tapi dalam range usia yang sama dengan saya (cuma beda seminggu malahan broh!), buat saya itu mengagumkan! Kalo kata Mas Purwo : anak muda yang beruntung.

Kagum, iri, penasaran, campur aduk deh! Suatu hari, saya juga harus seperti itu, jadi seorang travel writer, bertemu orang dan tempat yang belum pernah saya temui sebelumnya, mendokumentasikannya dalam rangkaian kata-kata sampai bisa memberi inspirasi positif untuk orang banyak. Nggak ada yang nggak mungkin kan di dunia ini? Doain saya ya Hafidz!

Omong-omong, kita belum berhasil ketemu aja ya, padahal jarak kita waktu itu bisa ditempuh hanya dengan waktu 5 menit berjalan kaki aja (komplek rumah saya - terminal Cicaheum Bandung). Hahay! Let's meet up someday!

Wow, ternyata suratnya panjang! Makasih waktunya udah mau baca sebongkah kata yang sangat nggak penting ini Hafidz, selamat bekerja ya kamu. Salam buat sahabat-sahabat saya - pohon, gunung, gerobak sampah, hujan, awan, jembatan bambu, dan lainnya di setiap tanah yang kamu pijak.

#nowplaying Souljah - Jamaica's Away

Jamaica`s away,
away from the land that i am livin`
Away from the beach that got me goin`
Away from the sound that came out within

Jamaica`s away,

and my love is somewhere between
To seek love is never comin`
And the music really got me missin'

Thankyou sooo~ much for your inspirational artsy photos and words!

Warm Regards,

-penceritahujan-

#3 - Hey Si Baik!

Dear Rangga Fajar Nugraha | @ranggarila

Hey kamu! Akang-akang baik hati yang tergila-gila untuk menangkap cahaya. Apa kabarnya kamu? Udah gendut belum? Harus gendut ih, sini aku sumbangin lemaknya!

Kamu kemana aja? Kayanya udah lama ga beredar via BBM atau curhat-curhat nggak jelas seperti yang dulu sering kita lakukan, si gadag-team, featuring si Bais @Salvminerva juga sih sih.. :p

Banyak banget lho lho yang aku pengen tanyain sama kamu!

1. Gimana skripsi kamu?
2. Gimana jualan kamu?
3. Aku mau beli sepatu iihh! TOM'Snya dong kakaaa :D tapi dimurahin! *wink*
4. Post-rock band kewl kamu apakabar pak manajer? Asiik, semangat dong!
5. A, stiker A ! Mau stikernya si UTBBYS duooong ;)
6. Deket sama siapa kamu sekarang?
7. Mana mana CD band kewl kamu ih?

Hahay, banyak banget ya daftar pertanyaan aku, udah kaya wawancara aja, abis Rangganya ilang ditelan bumi sih, pelangi aja ga pernah ilang seilang2nya, selalu ninggalin bekas jejak di memori setiap manusia, lah ini, hilang tanpa jejak. Jangan-jangan Cijerah sekarang udah jadi negara bagian ya Rangga? *ngejek*

Terakhir ketemu pas kita menjelajah Cijerah-rockin' city yah yah? Hehehe, macet banget kan ke sana? Juara banget, aku terpukau pas tau kamu bolak-balik Cijerah-Dago lewat jalur yang luar biasa nggak lancar itu. Aku kayanya kalo sendirian lewat sana bisa pingsan berdiri, Ngga!

Inget banget, pertama ketemu tuh kita ngeliput bareng Kampoeng Jazz, mas-mas yang sama-sama terjebak pas mau masuk backstage, eh taunya inget muka memelas aku dong huehehe, jadi malu lah. Tapi kan waktu itu aku masih cupu, belum kenal sama kamu. Hehehe, semua akibat penyanyi Filipina you-know-who lah ya.

Akhirnya, kita kenal setelah aku ngeliat kamu juga jadi orang yang lolos 750 besar ACI Detik.com, alhasil iseng-iseng lah aku meng-add kamu, yeyeyeah!

Ada yang bilang kalo kamu ternyata pendiam setelah ketemu dan ngobrol langsung. I was wondering, iya kah? Teng-teng-tereng-teng! Nggak juga ah, kita kan bercerita banyak banget sepulang wawancara acara yang menjanjikan kita keliling Indonesia itu, yeaa walau akhirnya kita ga lolos sih, heuheu. But anyway I've got you as a new part of my story, dear mate.

Inget juga! Kebaikan pertama kamu sama aku adalah kentang goreng yang kita makan bareng di kereta, sambil muterin playlist dari HP kamu, Sore - Silly Little Thing, itu lagu yang paling aku inget jadi lagu soundtrack di kereta!

Kebaikan lainnya? Terlalu banyak, Rangga! Kamu selalu senyum kalo aku minta tolong A-B-C sampe D. Susah aku sebutin satu-satu, Rangga. Aku teh sosok temen yang merepotkan ya? Minta tolong ini-itu, hehehe, maaf ya Rangga Fajar, someday aku traktir makan deh deh, siomay gimana? *teman macam apa kata kamu teh, ahaha, jangan salah, siomaynya punya kandungan emas tau brohh!

Rangga! Semoga kamu tetap jadi seorang manusia baik hati yang aku kenali ya @ranggarila ? 'The one'nya kamu pasti beruntung kalo bareng sama kamu!

Oh iya by the way, hancurkan monster-monster antagonis yang berniat menghadang skripsimu, Rangga Fajar! I know you can do it! Kasihtau kalo kamu wisuda, insya Allah aku dateng ya, mau dibawain apa Ngga? Bunga melati? Apa bunga bank? Bunga desa gimana? #eh

Makasih ya Rangga udah selalu baik hati sama aku, semoga setiap hari-hari kamu selalu dilancarkan sama Tuhan :) Jangan lupa banyak makan biar nggak kurus lagi yess?

Jangan lupain aku ya kalo kamu udah punya pacar, kalo kamu udah lulus kuliah, kalo kamu udah nikah dan punya anak cucu, kalo kamu udah jadi stage-fotografer terkenal, kalo kamu udah entah kemana. :)

#nowplaying Explosions In The Sky - Remember Me As a Time of Day

-penceritahujan-

Sabtu, 14 Januari 2012

#2 - Secarik Surat Untuk Pagi

-150112-

Halo kamu!

Bangun tidur, sudah dihibur oleh wajahmu yang baru dimake-up. Entah kamu sudah bangun dari jam brapa, yang pasti kamu sudah mengawali hari ini dengan sangat cantik.

Apakah burung pipit yang bertengger di rumah bilik ini berhasil mengirimkan secarik surat buat kamu? Atau tewas tertembak di langit luas? Atau terhadang asap polusi di kota besar? Atau tergoda pipit betina? Ah, jangan dong dong :(

Apakah pesanku ini disampaikan oleh para titik Embun yang kembali menguap ke angkasa? Ataukah gerimis membisikkan sedikit kalimat kekagumanku padamu, hey Pagi?

Tak apa Pagi, aku cuma mau bilang :
Kamu cantik sekali hari ini!

Titip pesan juga untuk sosok yang ditugaskan melukismu oleh Tuhan, lengkap dengan dress awan putih bersih, berlatar langit biru, serta perhiasan kabut yang mengelilingi setiap jengkal pandangan mataku - Mas Pelukis! Kamu berhasil mendatangkan sejumput inspirasi dan debaran di jantungku lewat sesosok "Pagi".

By the way, namamu mirip dengan nama kekasih makhluk planet hujan lainnya lho. Nama panggilan tepatnya. Dia manis dan mengagumkan. :)

Aku yakin, Tuhan pasti melukis senyum cantik untuknya, dan akan selalu membuat rekan hujanku bahagia di sana. Salam kenal juga untuknya ya, titip sahabatku baik-baik. :)

Love you always Pagi, tetaplah menjadi Pagi yang selalu aku kagumi. *senyum*

#nowplaying Sigur Ros - Hoppipolla

Pengagum Beratmu,

-penceritahujan-

Jumat, 13 Januari 2012

#1 - Buka Suratnya Tanggal 14 Januari 2022 Ya?


.empatbelasjanuariduaribuduabelas.

Kepada seorang perempuan kuat yang berada nun jauh di seberang sana.
Selamat pagi, selamat siang, selamat sore dan malam, entahlah apakah di dimensi waktumu, matahari masih mengelilingi bumi dan bumi berputar pada porosnya?

Apakah kamu masih menikmati embun yang pagi hari menempel di jendela kamarmu? Ataukah kamu masih memuja jingganya langit sore bersama sepeda kuningmu?

Apa kabarmu hey? Masihkah kamu menyukai hujan dan meresapi setiap tetesannya memasuki pori-pori kulitmu, masihkah titik-titiknya menggali perlahan kenangan terdalam di masa lalu?

Masihkah kamu menuliskan kisah-kisah hujan yang ia bisikkan lewat bayang nalarmu? Ataukah kamu hanya menari dan melewati hujan sembari menggenggam payung kuning transparan itu?

Aku yakin, kamu - di dimensi waktu yang berbeda 10 tahun denganku - telah menjadi seorang perempuan yang mampu menghadapi babak-babak sulit di hidupmu, sejak terakhir kita bertemu. Bertemu dengan sosok monster bernama Pesimis, menghadangnya dan mencabik-cabiknya hingga ia tak bersisa. Pasti kamu telah melakukan itu. Kamu perempuan yang kuat! Aku tahu itu!

And I'm pretty sure, kamu telah menjadi seorang yang hebat, nggak sama sekali mengeluh walaupun halangan di depanmu sangat berat. Sebuah ujian dari Tuhan yang telah kamu tempuh membuatmu bangkit dan berhenti menghujani wajah sembabmu dengan air mata. Badai itu pasti berakhir dengan pelangi, betul kan hey kamu?

Apakah kamu sudah menjadi seorang perangkai kata? I hope you're free as a bird now. Menjelajahi Indonesia? Menikah di depan Machu Picchu? Melihat Aurora di Antartika? I know you can do it, dear!

Mama dan Ayah juga pasti kagum sama kamu, saya yakin seratus persen kamu pasti bisa membuat mereka bahagia. Tetap tersenyum ya kamu! :)

Tiga puluh empat tahun lebih dua bulan dan tiga hari, itu umurmu bukan? Semoga kamu baik-baik saja, tetap menjadi seorang sosok perempuan kuat yang saya kenali, tetap menjadi seorang titisan planet hujan yang selalu bersyukur telah terlahir ke dimensi dunia ini dengan nama Candella. :)

Love you always, dear! Hope you always love your day too! :)

#nowplaying Dialog Dini Hari - Aku Adalah Kamu

untuk : sosok saya sepuluh tahun yang akan datang. Wish you're happy dear :)

.penceritahujan.

Selasa, 10 Januari 2012

Bertemu Pesimis

I'm a dreamer, I'm a looser.

Satu bulan, setiap satu bulan rasa pesimis itu selalu tiba-tiba menghampiri saya, dia nggak pernah datang dengan permisi, bahkan menelepon sekedar berkata untuk berkunjung pun tidak. Dia tiba-tiba muncul, menjatuhkan hati saya yang kebetulan sedang melayang tinggi.

Pesimis memaksa saya untuk melihat-lihat secara tak sopan, sosok seperti apa yang dikagumi oleh dia - orang yang selama ini tak pernah ada cela di mata saya. Pastinya, I wish to be the only one he always sees. 

But then I know, pesimis kembali membisikkan kata-kata jahatnya buat saya. "Kamu nggak punya apa-apa untuk dikagumi oleh dia, Kandela! Kamu cuma pemimpi yang senang merangkai kata, semua orang juga bisa!"

Pesimis memang tak serupa dengan sosok monster-monster di buku dongeng, atau devil bertubuh merah dan bertanduk layaknya ilustrasi dalam cerita. Tapi dia jahat, dalam seketika, dia ingin meruntuhkan musuh besarnya yang sedang bernaung dalam hati saya - Optimis.

Pesimis tak menyerupai apapun. Dia hanya berupa angin dingin yang kerap melewati perut saya. Bila ada istilah yang mengatakan, there's a butterfly in my stomach dan membuatnya geli seketika, angin ini telak membuat saya kalah dan meraung-raung. Sakit, ya rasanya perih.

Sekali lagi dia berkata, "Kamu nggak bisa menangkap cahaya lewat apa yang kausebut kamera, Kandela! Kamu nggak bisa memainkan tanganmu untuk melekak-lekuk di atas kertas, membuat sketsa-sketsa cantik di atas sana, kamu bisa apa?"

"Saya bisa bermimpi, Pesimis! Saya bermimpi akan menjelajahi Machu Picchu bersamanya, bertualang ke Antartika dan melihat Aurora bersama!"

"Apa dia kagum dengan mimpimu? Yang kamu bisa lakukan kan cuma mimpi, dan mimpi!"

Pesimis jahat. Ingin rasanya saya menghunus sebatang bambu runcing ke arahnya perlahan, agar dia menghilang tak bersisa.

"Sekali lagi, apa dia kagum denganmu, Kandela? Dengan segala mimpi bodohmu? Dengan segala ketidakmampuanmu? Kamu kagum padanya, selalu. Bagaimana dengan dia? Apa kamu masih memiliki sesuatu yang bisa membuat dia kagum? Tidak."

Pesimis berlalu, dan menghilang melalui sela-sela jendela. Dia sekali lagi meninggalkan lubang tepat di organ tempat oksigen mengalir. Organ itu seakan ingin meledakkan diri dalam tubuh saya. Jangan hey jantung, tahan ya sayang, tahan sedikit lagi.

Apa yang bisa saya lakukan? Terdiam, dengan beberapa tetesan cantik yang menyelimuti hangat wajah sembab saya.

.penceritahujan.110112.