Jumat, 25 Februari 2011

Hallo Conello! Episode #3 Dilema!

Radio langit pun kuputar, dan apa yang kudengar? #np NAIF - Itulah Cinta. (woow, langit pun punya playlist lagu NAIF ya?)

Hmm.. membuat aku - si Hujan yang ga seberapa ini - tergugah lagi untuk menulis secarik kertas tak bertuan yang harusnya bisa kukirimkan untuk kamu Mas Conello. Tapi sekali lagi, karena seribu etika yang menghalangi  aku nggak bisa menyampaikan surat ini secara langsung, memberikan tepat di depan matamu, dan memelukmu erat - sama seperti yang kulakukan saat pertama dan terakhir kita berjumpa.

Etika apa?

Satu... aku sedang mencari sesuap penghidupan di Langit, dan kamu pun sedang berusaha membuat manusia-manusia tersenyum lebar dengan caramu tersendiri - masih dengan rasa manis vanilla ditambah sedikit pahit dari coklat lezat dan juga taburan kacang yang tampak menggiurkan. Dan aku tahu, kamu sudah membuat kaum manusia tersentuh akan usahamu itu, Conello.

Dua.. di sini menanti para Tetesan Hujan yang akan super cemburu dan kesal bila aku lalai memperhatikan mereka. Susah banget aku mau mangkir kerja untuk sekedar bermain di dalam kotak es tempatmu berada.

Ketiga.. di sana, ada seorang manusia yang selalu menanti kehadiranmu setiap hari, di depan pagarnya yang berwarna putih dan berhiaskan bunga merambat, serta lambang matahari di tengah cat putih manis tersebut, hebat kan aku bisa tau hal ini? Tiap hari aku mengintipmu dari balik awan putih, menatapmu dari kejauhan dan sekedar bernapas lega saat tau kamu baik-baik aja disana.

Kamu pun bertanya : "Maukah kamu mangkir kerja dan melupakan para Tetesan-tetesan Hujan itu saat aku memutuskan untuk tidak lagi mendatangi manusia di balik pagar putih?"

Tidak, aku menggeleng Conello. Aku ga ingin penantian para Tetesan Hujan ini berujung kecewa karenamu Conello. Biarlah bila kelak aku harus beranjak dari langit, bukan karenamu, tapi karena seonggok Hujan yang ga berarti ini. Dan aku juga ga pernah mau kamu memupuskan harapan sang manusia manis di balik pagar putih itu demi bertemu aku, Conello, mana aku tega... terlebih saat aku tau dia lebih bebas mengirim surat bagimu dan mengucapkan kata #kangen. Apalah arti seorang Hujan - yang manusia pun bukan - bahkan seringkali manusia membenci seorang aku, Conello.

Ya sudahlah Conello, jalanin aja apa adanya. Itu kata-kata yang ingin aku sampaikan lewat angin sepoi-sepoi yang akan segera menyapamu di bawah sana. Semoga sampai tepat langsung meresap di atas sang vanilla. *senyumsedih*

Makasih ya Conello.. dan Hujan ga tau apa akhir cerita Sang Hujan dengan Conello ini.

Terimakasih Pencerita Hujan, dan terimakasih Pencerita Conello.

.penceritahujan.260211.rumahmini.

Kamis, 24 Februari 2011

#MenulisSuratRindu lagi : Hallo Conello Kembali!

Jumat | dua lima | nol dua | dua ribu sebelas | enam lebih tiga sembilan

Lagi - aku, Si Hujan, mengintip dari balik awan cerah.
Cuaca panas hari ini dan Hujan gabisa turun ke bumi. Maaf *senyumsedih*
Hujan harus kerja, kemarin-kemarin kan aku udah mangkir kerja dan tetesan-tetesan hujan untuk bulan Oktober-November nanti pun terbengkalai. *Maaf kawan-kawan hujan.
Jadi yang Hujan bisa lakukan cuma melihat kamu tampak dekat dari layar komputer,
tepatnya dari dunia perfesbukkan.
Melihat kamu baik-baik saja, tampak berjaya dan menjadi idola pada musim panas seperti ini.
Udah cukup, cukup menerbitkan senyum di muka Hujan.

Pertemuan kita waktu itu cukup membuat Hujan tersentuh oleh kamu - yang bernama Conello - dengan segala apa adanya kamu. Meskipun ada kacangnya dan coklatnya, bukan termasuk salah satu rasa favorit Hujan, bukanlah rasa Strawberry atau Grape yang tertera di etalase sana. Ah, Conello, kamu udah megang tempat tersendiri di hati Hujan.

Rasa kangen ini mungkin ga kebendung, Conello! Ingin kembali merasakan rasa vanilla yang manis, ditambah kacang yang terkesan cowok banget dan juga coklat yang agak-agak pahit itu. Tapi Conello, Hujan pun melihat sebangsamu sudah menanti di muka bumi, menanti kedatanganmu tiap hari, tak seperti aku yang kadang ada dan kadang tiada - itu pula yang menyebabkan keinginan Hujan berjumpa lagi denganmu terhambat. Hujan cuma ingin Conello baik-baik saja. Semoga suatu ketika, Hujan bisa berkata "Hallo Conello" kembali.

Jadi, gapapa kan Sang Hujan yang ga seberapa ini cuma ingin menulis surat rindu untuk Sang Conello? Kisah yang absurd, sekali lagi sangat absurd. Ga bisa dibayangkan seperti apa bila Hujan disandingkan dengan Conello? Tapi itulah hebatnya kata #rindu , ga perlu gengsi, logika dan perkenalan yang terlalu lama untuk merasakannya. Terimakasih Cerita Hujan, terimakasih Conello.

.penceritahujan.250211.halloconello.

#MenulisSuratRindu : Untuk Kaum Matahari Malam di Balik Bukit

Jumat | dua lima nol dua | dua ribu sebelas | jam lima lewat tigapuluh menit


Apa yang terputar di playlist kali ini? #nowplaying BIP - Pelangi dan Matahari.
Cuma buat kalian, para kaum matahari malam di balik bukit.

Lahir di atas bukit terjal nan jauh di sana, menetas dari cangkang telur nan transparan, cuma bertahan hidup sekitar 7 jam sejak pukul 9 malam itu, dan hanya bisa dijumpai tiap dua tahun sekali. (termasuk aku, yang saat itu pun ikut berubah menjadi bagian dari kaum matahari malam di balik bukit).

Inget ngga? Begitu lahir di suhu yang super sejuk itu, langsung dihiasi oleh indahnya pemandangan kota dari atas bukit, tanpa gangguan satu helai kabel listrik pun. Pemandangan yang sempurna untuk kelahiran para manusia-manusia luar biasa ini.

Kalian berkata, tempat ini lebih indah dari tempat manapun yang ada di muka bumi. Aku setuju! Aku pernah bercengkrama dengan Sang Pantai, dan aku pun pernah berkenalan dengan Sang Ibukota. Ah! Cuma tempat ini yang luar biasa. Tempat ini dan makhluk-makhluk ini. Dan saat-saat seperti ini!

Dan aku kangen saat-saat itu, kawan! Momen-momen jarang terjadi dengan tempat menakjubkan. Kapan lagi kita bisa menikmati, saat-saat kita menjadi sebuah kaum tersendiri yang menguasai bukit itu. Ya, kita telah berubah, bertransformasi menjadi kaum Matahari Malam. Para kaum yang nggak mengenal kata malu satu sama lain, menjadi kaum yang sangat mencintai keadaan dan kebersamaan itu, kaum yang telah menyinari sang bukit selama 7 jam di malam hari tiap dua tahun sekali - bahkan mengalahkan cahaya purnama yang saat itu juga menghiasi perjalanan kita.

Puisi, gitar, harmonika, kursi batu, perapian yang ga nyala-nyala dan minuman hangat serta mantel-mantelnya, merekalah sahabat kita hari itu, kawan! Dan perlu diketahui, hari itu kaum Matahari Malam pun merangkum segala perasaan yang dimiliki oleh manusia. Bahagia, jatuh cinta, tertawa, bodoh, tolol, panik, gila sampai urat malu yang sudah putus. Tak memilah-milah - karena semua perasaan itu sama, berasal dari hati para Matahari Malam ini.

Meskipun 7 jam menjadi Kaum Matahari Malam telah berlalu, dan semuanya telah kembali ke dalam bentuk dan tempat masing-masing, cerita Matahari Malam ini akan selalu abadi, betul kawan?

Ternyata nggak butuh waktu lama untuk merasakan suatu kata yang namanya #kangen , 7 jam bersama para kaum Matahari Malam, dan ingatan pun masih ada di sana, bukit terjal yang menyimpan kenangan manis yang cuma bisa ditemui setiap dua tahun sekali - dan entah akan bisa ditemui kembali atau nggak. Yang pasti kenangan itu ga pernah mati.

Dan Matahari pagi ini pun tersenyum padaku kembali, dan berkata "Kaum matahari malam, kita berjumpa dua tahun lagi ya?" Semoga kita bisa ketemu lagi ya hey?

.penceritahujan.250211.kaummataharimalam.

Senin, 21 Februari 2011

Hallo Conello! Episode #1

Di antara kolaborasi manis antara langit sore dan awan putih, 
dan juga hecticnya kota kembang yang dipenuhi sang roda-roda dengan berbagai ukuran yang tak menentu.
Hujan mengintip manis dari balik payung langit sore, seperti apa keadaan di bumi hari ini. 
"Panas.. kuat ga ya aku jalan sampai bumi?" ujar sang Hujan sembari menatap Matahari yang dengan gagahnya berjalan-jalan mengelilingi bumi.
Hujan pun mangkir kerja - konon katanya sih dia lagi menyortir tetesan-tetesan Hujan mana aja yang layak turun ke bumi kelak - hanya demi untuk menikmati hari ini.

Tujuh belas nol dua, duaribusebelas.
Tik tok tik tok.. Udah jam setengahlima, seperti lagu yang dilantunkan sebuah kumpulan musisi oke asal ibukota - SORE (yang kabarnya udah bubar lah ya? Ahey, balikan lagi lah, kalian jiwa ragaku! *lebay). Dan Hujan yang baru desperate abis gara-gara musim Hujan dan Gerimis sudah habis, menatap lantai bumi dan berkata : Hujan harus bahagia! Karena ini langit sore, dan Hujan pun sangat mencintai langit sore!

Hujan pun berjumpa dengan sesosok eskrim Conello - putih manis rasa vanilla yang mengagumkan, tak lupa dengan kombinasi antara kacang dan cokelat yang menambah kelezatan sang eskrim.

Sebenarnya tadinya, Hujan biasa aja sama Conello, terlebih lagi rasa coklat kacang yang Hujan pun gatau jelas nama dari rasa sang Conello ini apa. Biasanya sih kalo Hujan beli eskrim ke bumi, pasti dia milih yang ice cream cup rasa strawberry.

Tapi entah kenapa.. hari itu, Sang Conello terlihat sangat beda dari biasanya. Lebih menakjubkan dari Magnum yang gosipnya lagi jadi syarat kegaulan manusia kota kembang masa kini. Lebih indah dari sosok strawberry ice cream yang sebenarnya sudah cukup menggoda disana. Padahal, Conello tetap Conello, tetap menjadi dia yang seperti biasa.. dia yang menggunakan kacang di atasnya, dan dia yang ga berubah jadi Strawberry agar sang Hujan menyukai dia. Conello tetap menjadi Conello coklat kacang apa adanya, nggak berusaha berubah jadi apapun, dan entah kenapa.. hal itulah yang menyentuh hati Sang Hujan untuk berkenalan lebih jauh dengan Sang Conello. 

"Hallo Conello..! And I wish I'll never say : Goodbye Conello!" ungkap Hujan mengecup manis kening Sang Conello, suatu kisah cinta yang cukup absurd, antara Hujan - yang merupakan elemen cuaca - bersama Conello - sejenis produk manusia yang menenangkan dahaga. 

Apakah yang terjadi setelah pertemuan Hujan dan Conello di bumi? Cuma Pencerita Hujan dan Tuhan yang tau.. yang pasti sepertinya Pencerita Conello pun mengetahui dengan jelas akan hal ini. 

(bersambung boy!)

.penceritahujan.220211.rumahmini.

Day 30 #30HariMenulisSuratCinta Cuma Ingin Selesai Aja!

Teruntuk hari ketigapuluh.

Maaf ya karena Hujan telat banget menulis angka TIGA PULUH yang ternyata sangat dinanti-nanti sama sang Hujan.

Ceritanya Hujan harus jalan-jalan kesana kemari mengamati sang bumi yang sedang tersinari oleh cerahnya Matahari. Dan ceritanya Hujan terseok-seok mencari celah untuk tetap bertahan hidup, bertahan tinggal di seonggok bumi, demi untuk menatap serpihan-serpihan kenangan yang telah ia ciptakan bersama gerimis nan manis, pelangi tampan, matahari ibukota, truk sayur restu ibu, sepeda yang bernama si doski, buku harian yang tak seberapa, pilox-pilox di dinding kota, jalur sepeda, bahkan hingga eskrim conello yang nyaris meleleh.

Dan surat cinta ke TIGA PULUH ini didedikasikan untuk semua TIGA PULUH benda indah yang selalu menghinggapi kehidupan Sang Hujan, blog yang berasa kaya kacang goreng ga penting ini, dan juga TIGA PULUH kenangan yang telah tercipta di dalamnya. Peluk dan cium dari Hujan sebanyak TIGA PULUH kali. Semoga cerita hujan ini tidak sampai hanya di hari ke TIGA PULUH saja, baik-baik ya kamu disana, kenangan manis..!

Terimakasih TIGA PULUH, dan Hujan pun masih selalu menjadi bayanganmu.

.penceritahujan.220211.finishingtime!

Day 29 #30HariMenulisSuratCinta : Bung Pencoret Dinding

Halooo!
*senyumbehel*
Iya iya, Bung tukang coret dinding *jamandahulu*
(saya gatau ya kamu masih suka coret-coret dinding apa ga loh padahal)
Masih ingatkah kamu?
Saya si Hujan di kota Kembang lho Bung, inget ngga?
Iya, dulu banget, saya, si tetesan hujan yang selalu mengagumi setiap sentuhan warna yang kamu coretkan pada dinding itu. Dan saya, si Hujan yang ga seberapa ini, yang setia mendengar setiap cerita-cerita idealismu itu, hay Bung pencoret dinding bata yang sudah lama tak bersua? Saya, Tetesan Hujan, masih inget looh dimana aja kamu menorehkan setiap lukisan-lukisan aroma pilox dimana aja (salah satunya di Jalan Sunda, bener kan tuh kan hebat gue inget karya lo ada dimana Bung!). 

Dan entah kenapa, sejak apa ya? Sejak kamu - seorang yang sebenarnya hangat - menjauh, jauh banget dari yang namanya Hujan. Kenapa ya? Mungkinkah kamu suka Matahari? Kamu lebih suka Musim Panas, daripada Musim Hujan? Atau Tetesan Hujan udah bikin kamu basah kuyup, dan flu berat, sehingga kamu gabisa mencoret-coret lagi untuk sementara?

Sejak itu pula hey Bung Pencoret Dinding - dua tahun berlalu - saya ga pernah mau ketemu sama kamu. Dan kamu jadi orang kedua yang gamau saya temuin, karena saya tau, Hujan gabisa ketemu kamu yang udah berubah menjadi Musim Panas, karena nantinya bakal bikin keadaan ga enak, Musim Pancaroba namanya.

Tapi apa yang saya lakukan oh hey Bung!
Ah, kemarin - sialan banget - saya bertemu kamu, dan secara tidak sengaja melihat kamu dari jauh.
Dan apa yang saya lakukan saat itu? POKE YOU! (what?? candella!!! *jewerdiri* *jedukinkepala*) padahal kamu orang yang gapengen saya temui kedua, karena tahu, suasana hati saya bakalan berubah jadi kaya Pancaroba.

Dan....... sudah seminggu lebih berlalu... surat ini baru bisa saya kirimin. *udah basi juga meuuur, madingnya udah keburu terbit!! Proyekan #30HariMenulisSuratCinta juga udah selesei, yang saya lakukan.. saya mungkin cuma mau mempublish surat yang harganya ga seberapa, paling juga cuma 1500perak kaya gini. Sampaikah ke tanganmu wahai Bung Pencoret Dinding? Oits, semoga tidak.. semoga tidak, karena saya ga pengen cat-cat dindingmu berlunturan saat kamu bertemu saya - sang tetesan hujan - dan untuk kali ini, saya berharap Pak Posnya pun salah alamat, mangkir kerja, lagi cuti liburan keluar negeri atau emang udah resign, biar surat saya ini, cuma sekedar surat ga berarti, ga seberapa, dan terakhirnya dijadiin bungkus gorengan yang akan dibaca-baca sama bocah berkeliaran di jalanan. *senyumbehellagi*

Sipp? Terimakasih surat cinta, seengganya saya berani nulis ini, meskipun cuma di blog pribadi saya sendiri. Salam dari Hujan, yang udah lama ga main ke bumi. 

.penceritahujan.220211.rumahmini.

Rabu, 09 Februari 2011

Day 27 #30HariMenulisSuratCinta Kepada 30 Hari Menulis Surat Cinta

Hola halo hula halu!
Mulai dari saat hujan masih bermain-main
Sampai berganti waktu, sekarang waktunya matahari yang menyinari bumi.
Mulai dari hujan dan gerimis masih bersama,
Sampai berputar hari, hujan dan gerimis tak lagi bergandengan tangan.
Mulai dari awan hitam masih berkuasa di dunia,
Hingga berganti menjadi sang awan putih bersih yang menyinari hari.

Ga kerasa, 3 hari lagi - ehm maksudnya 2 hari lagi ya? Kan si gue telat nulis sehari - kita akan berpisah hey-hey kamu yang namanya 30 Hari Menulis Surat Cinta dan teman-teman @PosCinta tersayang.

Tanpa kalian, saya ga mungkin punya nyali untuk menumpukkan seluruh isi hati saya, khayalan saya, kenangan saya bahkan impian saya dalam sebuah wadah yang namanya "BLOG".

Ah, dan tanpa kalian mungkin saya masih akan galau sampai detik ini, masih menjadi hujan yang kelam, hujan yang tak kenal akan ketegasan, dan hujan yang rapuh - bukan lah image si hujan ceria yang menghiasi kota Bandung nan mendung ini.

Dan tanpa kalian... saya mungkin tak akan melihat @PosCinta @ekaotto @perempuansore @tuannico @omemdisini @crezative @heykila (si kila mah udah sering denk) @aulsoemitro dan para kawan2 #30HariMenulisSuratCinta lainnya dari seluruh penjuru dunia *lebay* berseliweran dalam timeline tweetdeck saya, dan membuat saya berkata : gue pengen nulis kaya mereka amin amin tolong Baim ya Alloh! #lohkok?

Dan tak terasa, 3 hari lagi berakhir, sambil bertanya : sesudah selesai #30HariMenulisSuratCinta apa yang akan saya lakukan? Kembali menuju kegiatan perkantoran sehari-hari? Tanpa rasa berdebar karena sembunyi-sembunyi demi menulis secarik kertas tak terlihat dari dunia ini, (walaupun ga ada hadiah dalam proyek ini, suatu kebanggaan tersendiri saat sang karya masuk ke dalam PosCinta *senyumbehel* kebanggaan yang tak tergambarkan deh pokonya).

Ahey, tenang saja wahai #30HariMenulisSuratCinta karena saya - atas nama Candella Sardjito, journalist wannabe, calon pengkhayal terkenal, ya coba itu diaminkan saja ya kawan-kawan - akan selalu mengenangmu, selalu mengingatmu, dan ga sabar untuk segera bertemu muka dengan manusia-manusia pecinta kata-kata.

Ada salam dari hujan, gerimis dan pelangi, pokoknya, kepada #30HariMenulisSuratCinta. Terimakasih banyak, jasamu abadi! Sampai jumpa di Bandung yaa!! *ditunggu sama premannya*

.penceritahujan.100211.kantormini.

Senin, 07 Februari 2011

Day 26 #30HariMenulisSuratCinta : Mama Paling Cantik Sedunia.

Mama Ayah paling Juara sedunia! Luvyu!
Buat sang wanita tercantik sedunia.
Yang idungnya mancung banget,
Mukanya agak-agak Arab - Bule,
dengan kulit yang super putih kaya tembok,
mata super-besar dan ekspresif banget.
dan juga badan kecil mungil - terutama di kalangan seumurannya.

Walau selalu cerewet, setiap detik setiap menit setiap jam nanyain : "Kanne lagi apa, lagi dimana?" dengan pita suaranya yang ga pernah berubah, seringkali disangka mirip suara aku malah.
Walau sering marah-marah atau berwajah super-tajam - apalagi saat aku pulang telat karena harus mengurus soal kerjaan atau sekedar bermain bersama teman-teman.
Walau seneng banget labil dan ga tentu arah - apalagi kalau lagi liburan dan jalan-jalan - dan juga seneng banget ngobrol walaupun tau aku udah telat ngantor.

Ah Mama, wanita paling cantik sedunia, lebih cantik daripada Anne Hathaway ataupun Zooey Deschanel sekalipun, paling baik, paling merhatiin aku, paling sayang sama aku.

Jangan sakit dong Ma, ayo kita jalan-jalan lagi..! Katanya mau ke negara tetangga lagi Ma? Katanya mau ngajak Kanne umroh Ma? Katanya mau ditemenin ke Pasar Baru lagi Ma? Katanya juga mau dibeliin alat-alat rajut lagi Ma? Katanya juga mau Kanne beliin tas warna coklat Ma..? Kanne kan baru gajian, makanya sembuh dong Ma.. ya? Jangan sakit ya? Cepet sembuh Mama.. Kanne sayang banget sama Mama...

Doa Hujan hari ini : 
Ya Allah, sembuhin Mama aku, maafin aku ya Allah, banyak banget salah aku sama Mama, seakan-akan aku ga sayang sama Mama, aku sayang banget sama Mama, sayang banget, banget banget.
Hujan, tolong sampaikan secarik kertas buat Tuhan, aku tahu, Tuhan mendengar setiap apa yang aku obrolin sama kamu Hujan, Tuhan juga tahu seperti apa rasa sayang aku sama Mama. Dan apalah arti secarik kertas kusut tulisan doa aku tentang Mama, dibandingkan dengan apa yang udah Mama korbanin buat aku, Hujan. Dan aku sayang Tuhan dan juga sayang Mama dan pastinya sayang banget juga sama kamu, Hujan.

.penceritahujan.080211.nangishujandalamhati.

Day 24 #30HariMenulisSuratCinta : Sepatah Dua Patah Kata

Kamu jadi Ted Mosby karena saya jadi Robin Schebartsky (How I Met Your Mother)
Kamu itu Gerimis, karena saya jadi Hujan
Dan kamu itu warna Kuning, karena saya warna Salem.

Kita berteman bukan?
Gerimis dan Hujan itu berteman - bersahabat tepatnya - baik.  Iya kan?

*salaman, sini saya cariin kecengan buat kamu Gerimis! Mau siapa? Mau pohon rindang? Apa awan putih? Ataukah lampu taman? Ataukah ayunan santai? Atau kursi goyang?

*tersenyum super manis untuk si Gerimis*

.penceritahujan.070211.kantormini.

Minggu, 06 Februari 2011

Day 25 #30HariMenulisSuratCinta : Bapak Tadi Pagi

Halo Bapak #nomention (karena emang saya ga kenal siapa)

Inget saya kah Pak? Yang tadi sebelahan sama saya dan sang Mang Ojek di lampu merah Cipaganti tadi pagi.
Saya yang ga sengaja melihat Bapak panik sambil kembali berusaha menyalakan sang motor tersayang - yang sepertinya lagi mogok ya, kenapakah pak? Abis bensin kah? Atau rusak kah? 

Saya jadi inget loh Pak, dulu saya pernah mengalami kaya apa yang Bapak alami tadi. 
Macet, mogok, dan terhenti tiba-tiba di lampu merah.
Pemandangan kita sama loh Pak, 
Lampu merah yang sebentar lagi berubah menjadi hijau.
Berada di depan kemacetan manusia-manusia yang lagi terburu-buru dan ingin beranjak cepat dari batas lampu lalu lintas.
Merasa takut-takut diklakson para pengantri yang ga pernah sabar menanti.
Muka pucat pasi, kesal, cemberut-cemberut ga jelas, dengan hati harap-harap cemas sembari terus berusaha.

Dan Bapak mengingatkan saya sama ayah saya, ayah saya tercinta, ayah saya tersayang.
Yang seneng banget sama motor bekjul tercintanya jaman dulu,
Identik dengan kacamata dan mata sipitnya yang sangat khas. 
Dan seneng banget berjalan perlahan - super pelan sampai-sampai saya bisa ngebaca setiap kata coretan yang terpampang di sepanjang jembatan Pasupati. (sampe hapal loh ini, ada tulisan apa aja)
Dan juga inget banget loh Pak,gimana pas ayah saya motornya sering mogok dahulu kala, tiap nganter saya dan kakak saya ke sekolah, bolak-balik lagi. Dan nyesel banget, kenapa harus marah-marah ya waktu itu? Pasti wajah Ayah pun pucat pasi, cape, kesel, panik ditambah lagi muka saya yang jutek sama Beliau.
Ah ya ampun Ayah.. maafin ya?
Dan Bapak bener-bener mengingatkan saya sama ayah saya.
Betapa saya sering ngerepotin dia, sampai detik ini bahkan Pak.. tega banget ya saya, udah kerja tapi masih aja jadi beban buat orangtua saya. *tampak sedih*

Maaf ya Pak, tadi gabisa bantuin Bapak yang lagi mogok, karena emang saya ga ngerti dan udah telat (anggep saja telat ya) jadi ya alhasil saya harus ngebut dan pecut-pecut sang Mang Ojek.

Dan maaf juga ya Pak, saya jadi ngirim surat ini ke Bapak, karena Bapak bener-bener ngingetin saya sama ayah saya tercinta, yang tadi lagi nganter Mama ke USG (semoga mama ga kenapa-kenapa) yang selalu direpotin sama saya karena hal-hal ga penting, dan selalu sabar membukakan pintu rumah buat saya semalem apapun, karena saya tau Ayah saya tercinta sangat sayang sama anaknya. *senyum*

Makasih ya Pak, semoga anak Bapak juga sayang banget sama Bapak, dan semoga anak Bapak juga diingetin sama kejadian-kejadian yang terpatri di sepanjang jalan, bahwa anak Bapak sayang sekali sama Bapak. 

Hati-hati di jalan ya Pak, jangan mogok lagi ya motornya. Sampai ketemu lagi di lampu merah Cipaganti di pagi hari, tepat jam delapan pagi. 

Nb : Maaf ya Ayah, karena saya terlihat seperti ga sayang sama Ayah, susah untuk mau meluk Ayah atau cuma sekedar mengecup pelan pipi Ayah, dan bahkan suka males-malesan hanya sekedar diminta bantuan sama Ayah yang cape bekerja.

.penceritahujan.070211.kantormini.

Kamis, 03 Februari 2011

Day 22 #30HariMenulisSuratCinta : Untuk Langit Kemarin Sore


Cuma buat kamu Langit Kemarin Sore, langit di atas Jalan Surapati, Bandung, pada tanggal tiga februari duaribusebelas, tepat jam lima sore yang ga mungkin aku temui lagi dua kali.

Halo kamu si Langit Kemarin Sore.
Percaya ga sih? Sudah lama sekali aku ga menatap cerahnya Langit Kemarin Sore, tepat jam lima.
Karena biasanya aku sama kamu ga pernah bertemu muka (setiap hari kan aku di kantor, baru pulang jam6an)
Dan akhirnya kita berjumpa, kopdar kita masbro!

Dan kemarin, kamu indah sekali.
Ga ada kata-kata lain, selain kalimat ini, kawan!
Lebih menyenangkannya, Gerimis pun datang menyambutku, yang super-cupu karena udah lama ga maen bareng kalian. *maafkan ya Langit Kemarin Sore dan Gerimis Manis*

Dan aku tercengang, terkejut, terkesan, deg-degan sekaligus bersemangat,
*pingsan gara-gara deg-degan liat Langit Kemarin Sore.
Ah, aku jatuh cinta!! Jatuh cinta sama kamu hey hey Langit Kemarin Sore, yang namanya ga bisa dipisahin cuma "Langit" atau "Kemarin" atau "Sore". Karena nama lengkap kamu kan "Langit Kemarin Sore" *senyumsenyum* ga ada nama lain, ga boleh dipenggal, karena aku jatuh cintanya sama kamu hey Langit Kemarin Sore!!

nb : Terimakasih buat Langit Kemarin Sore yang membuatku sadar kalo aku mau membeli kamera pocket yang bagus untuk mengabadikan setiap lembayung yang tercipta dalam badanmu, wahai Langit Kemarin Sore.
Dan terimakasih lagi buat Langit Kemarin Sore, yang membuatku sadar juga... bahwa hidup itu indah.. betul kan? Love you Langit kemarin Sore!!!

dari : penceritahujan - pengagummu - fans beratmu - yang pasti ga akan bertemu sama kamu lagi.

Rabu, 02 Februari 2011

Mulai Hari Ini!

Pemirsa dan pembaca setanah air..!
Mulai dari ini, blog "Ceritanya Ini Ceritahujan" lagi gamau memuat cerita miris-miris dan sedih-sedih.
Sesuai prinsip saya yang berkata : Tak Selamanya Mendung Itu Kelabu!
Dan juga...
Sesuai quotes saya yang berkata : Hujan itu Berkah! Jadi Harus Bahagia!!

Jadi mulai saat ini, selamat berbahagia semuanyaaa bersama blog saya yang gapenting ini!!!
*ayo ayo harus bahagia, apapun yang terjadi, karena hidup itu indah, betul bukan?

nb : kalo mau galau-galauan bisa disaksikan blog saya yang satu lagi ahahahahh *teu konsisten pisan urang!

.penceritahujan.030211.hidupituindah!

Selasa, 01 Februari 2011

Day 20 #30HariMenulisSuratCinta : Hai Doski yang Akan Tiba Dua Hari Lagi!

Ini dia si DOSKI!! *ciumpelukhangatmuah!
Teruntuk Si Doski - masih bingung nentuin nama, apakah Goldie, atau Oneng, atau YeloMelo, atau Matahari? (berasa nama department store - entah kenapa seneng banget nulis kata-kata ini), yang masih ada di agen pengiriman di kota Salatiga.
*gatau udah dianter apa belum sama penunggangmu sebelumnya.

Dear Doski, belum kenalan ya kita? Nama saya Candella Sardjito, panggil aja Kanneu ya Doski!
Oiya by the way anyway busway, aku wanitahh loh! *camkan itu Doskii! Karena sang penjualmu kerap memanggil saya : Masbroo! *omaygat lah!

Doski, doskii, sebelum akhirnya kita ketemu dan menghabiskan waktu bersama, ada baiknya nih aku ngasihtau kebiasaan-kebiasaan bodohku yang mungkin akan ngerepotin dan bikin kamu cape.

1. Aku tuh orangnya super-galau-mampus Doski, kemungkinan besar kamu bakalan diajak kesana kemari bersama playlist-playlist melow menyayat ala ceritahujan yang terdiri dari lagu Jonsi, Sigur Ros, Sore, Aqualung, Feist, bahkan sampe lagu Audy pun ada dong! *jangan ikutan galau ya Doski!! You must be the one to raise me up!! Deal?

2. Aku orangnya sebenernya rada pemales Doski, *bukan agak lagi woyy, super-pemalas sebenarnya* jadi kemungkinan besar kamu bakalan mandinya ga terlalu sering gapapa ya? Gapapa lah ya biar agak macho dikit Doski.. aahhahay!

3. Aku orangnya seneng main hujan-hujanan, karena sesuai nama si gue : penceritahujan, dan nama blog gue : Ceritanya Ini Ceritahujan, dan kebanyakan emang cerita-cerita di buku harian gapentingnya aku ini kan tentang Hujan. Ya iyalah, kan sebenernya aku manusia Planet Hujan, Doski!! *baru tau kann? Sebenernya aku ke bumi cuma numpang begaol aja sih *apeu*, jadi yaa.. harap maklum gitu kalo jadi ikutan kebasahan juga, Hampuraa nyak Doskii!! (hampura = maaf)

4. Oiya, sesuai sifat aku yang seneng banget sama kegalauan dunia *asik* jadi pasti kamu bakalan sering cape-capean bareng aku yang keliling-keliling ga jelas tanpa tujuan muterin kota Bandung, hehehe, tapi tenang aja Doskii, aku bakal sayang banget sama kamuu koooo *peluk peluk ciumin Doski yang belum nyampe dan bentuknya masih gaiiib! 

5. Dan juga Doskii... tampaknya aku - dan kamu pastinya - bakalan jadi single fighter akhir-akhir ini, kita bakal morning-ride berdua, oiyaa ga lupa bareng sama si playlist galaunya aku, jadi aku mungkin masih belum bisa ngasih jodoh buat kamuu. Maaf yaaa :) *cheers!! Mungkin suatu ketika kamu bakalan ketemu sama jodoh kamu koo, mungkin sepeda balap nan tampan atau onthel jadul yang charming, *pilih mana hayoo!!

Doski tercinta, yang belum pernah kulihat sampai detik ini, beneran loh, aku ga sabar nungguin kedatangan kamu, detik demi detik, jam berganti jam, dan hari pun berlalu. Ayo dong Doskii, cepatlah kamu sampai, cepatlah kamu datang, yaa?

by : penceritahujan yang ga sabar nunggu kedatangan Doski - yang entah namanya jadi apa. 

(Bandung, surat keduapuluh, duafebruariduaribusebelas, kantor mini)

Day 19 #30HariMenulisSuratCinta : Untuk si #nomention

Kepada #nomention
Dari #nomention juga.

Hey kamu, sang #nomention yang jauh di sana.
Eumm, ga jauh sih sebenernya, saya juga tau, kamu ga jauh ko, cuma tinggal pergi naik-naik ke gunung dikit lah ya? *naek angkot dua kali dari kantor juga jadi. :p
Tapi, kamu yang bikin jadi jauh, kamu yang emang pengen jauh, karena memang seharusnya saya dan kamu jauh. Gaboleh deket-deket macam kaya gini.

Dan hey kamu si #nomention yang jauh di pojok sana.
Yang udah bikin sekeliling Bandung ini jadi berasa kaya film Serendipity. Dimana sang lelaki dan wanita bertemu karena sesuatu yang ga disengaja dan sang wanita sangat percaya pertanda (dan wanitanya itu kamu, si manusia aneh yang percaya sama pertanda). Dan akhirnya menularkan pertanda-pertanda nan merinding itu kepada saya.

Dan hey kamu si #nomention yang entah ada dimana.
Hari ini hujan dong... Dan hujan membuat saya - lagi-lagi - inget sama kamu. Inget sama setiap senyumnya kamu kalau melihat sang Hujan turun. Inget bagaimana ceritanya sehingga kita menjadi manusia planet Hujan bersama. Dan inget gimana saya dan kamu bermain bersama sang hujan dan gerimis. Inget ga? Dulu tiap kita ketemu kan selalu mendadak hujan loh! Dasar kamu pria pendatang hujan. Kamu kaya Si Ted Mosby yang di season satu nari-nari biar sang hujan turun, dan ternyata hujannya turun lah, ya!! Itu kamu banget hey bang #nomention! Cuma bedanya, kamu ga usah pake nari-nari dulu, cukup ketemu saya aja, hujan langsung turun *senyumsenyum minta dilempar piso*

Hey kamu si #nomention.
Ini udah musim panas, dan musim hujan pun udah berakhir.
Masih ada sekitar 29 hari lagi sebenernya menuju 100 days of monsoon (seperti yang telah kita lakukan tahun lalu), gabisakah kita ngabisin waktu 29 hari terakhir ini bersama hey #nomention?

Dan hey kamu si #nomention
Saya cuma mau bilang satu huruf aja. *bukan kata loh! ini huruf!!! Camkan camkan, ini huruf!!
Dan hurufnya adalah : K. (harus pake titik ya, soalnya artinya beda lohhh!)

Oke.. #nomention, sampai jumpa ya?
Mungkin besok-besok kotak surat di depan rumahmu itu akan sekali lagi terpenuhi surat-surat monolog tak berbalas dari saya. Gapapa kan? Semoga gapapa #nomention,
Oiya, dan saya berharap kamu baik-baik aja di sana. Dan semoga suatu saat kita berjumpa, ga ada embel-embel kata "tapi" lagi ya. Cukup saya, dan kamu, aja. Sampai jumpa di musim hujan taun depan ya?

.penceritahujan.010211.awalfebruari.harusnyapanasmalahmendung.gapapa.sayasukahujan.