Satu hal favorit yang saya senangi, semacam guilty pleasure, adalah menyendiri. Ketika Malam menutup tirai Siang, yang saya butuhkan hanyalah menggenggam seonggok gadget pemutar musik, tanpa perlu seuntai kata, segumpal aksara.
Saya senang sendirian. Bukan artinya saya adalah makhluk anti-sosial. Saya, hanya suka membenamkan diri pada sebuah diksi bernama sepi.
Saat saya nggak perlu berpura-pura. Ketika saya nggak harus memikirkan makhluk lain, di luar saya sendiri. Kala saya, cuma butuh beberapa menit untuk mengirimkan sinyal-sinyal lamunan dalam otak kecil saya, lalu meramunya menjadi sebuah cerita.
Menyepi, tak cuma berarti bertapa di dalam goa. Tidak juga hanya berdefinisi melarikan diri dari kehidupan kota. Atau membuat tenda di tengah hutan belantara.
Bukan. Bukan itu.
Bagi saya, menyepi, menyendiri, adalah hal-hal seperti ini:
Berada di Trans Jakarta menuju Pinang Ranti,
ketika jarum jam menunjuk ke arah angka 10.
Berjalan di tengah kerumunan masyarakat penggila mall,
sekali lagi - tanpa seorang pun yang menemani.
Melangkah gontai di jalanan eksotis Braga,
dimana para manusia sedang mentah-mentah latah mengabadikan diri,
menuai profesi dadakan bermodal peralatan berbasis teknologi canggih.
Atau bahkan, ketika saya duduk di depan jendela dunia,
menyaksikan apa yang terjadi di luar sana melalui linimasa jejaring sosial,
dan hanya menjadi seorang investigator kelas teri, seorang detektif kontrak hati.
Ya, saya tak perlu mencarinya kemana-mana.
Saya sudah puas dengan kosa kata dan para sinonimnya.
Sepi. Sunyi. Senyap. Diam.
Mereka tertidur lelap dalam diri saya.
Definisi kosa kata ini adalah satu: berbicara tanpa lawan bicara, hanya berkawan dengan para alter-ego yang dipilah-pilah menjadi beribu bagian. Banyak orang menamainya monolog.
Sekali lagi. Saya, adalah orang yang suka membenamkan diri pada diksi, bernama sepi.
Words like violence, break the silence
Come crashing in into my little world
Painful to me, pierce right through me
Can't you understand, oh my little girl?
All I ever wanted, all I ever needed is here in my arms,
words are very unnecessary, they can only do harm.
Vows are spoken to be broken
Feelings are intense, words are trivial
Pleasures remain, so does the pain
Words are meaningless and forgettable
All I ever wanted, all I ever needed is here in my arms,
words are very unnecessary, they can only do harm.
#nowplaying Depeche Mode - Enjoy The Silence
-penceritahujan-
Seneng ada orang yang sama-sama suka sepi...
BalasHapusBanyak orang gak ngerti, bahwa ada orang2 kaya kita yang cinta hening.
Mereka kebanyakan komentar kalau saya ini... anti-sosial. Padahal kesosialan saya baik2 aja tuh...
hay Lita :) sama banget! aku senang sesuatu yang bersifat sepi, menyendiri, walau arti sepi itu bukan sesuatu yang benar-benar diam, ga ada suara. sepi itu relatif :)
BalasHapushaa..haa,,haaa..!! ati2 d jekardah..!!
BalasHapusHihihi diriku juga sering ngerasain gitu sist (/>o<)/
BalasHapus