Selasa, 14 Agustus 2012

#6 - Butterflies In My Tummy

Jakarta, masih, 14 Agustus 2012,


Butterflies. Sejujurnya, saya bukan fans berat dari makhluk insekta ini. Bahkan, tepatnya, saya adalah salah seorang ajaib yang cenderung menjadikan hewan ini sebagai objek phobia. Saya takut. Apalagi menyentuhnya dari dekat. Such a monster for me. 

Lalu sebuah istilah menghampiri. Butterflies in my tummy. Tembang ini terlantun pelan di dalam pikiran saya. Membuat saya, sedikit mencintai sosok hewan insekta bersayap bidadari ini. Butterflies, yang tengah bermetamorfosis menjadi sesuatu yang saya jaga, saya senangi. Bertajuk satu kata: rasa.

Ya. Pernahkah kamu merasakannya? Pernahkah kamu seperti saya? Putaran jarum jam berjalan demikian lambat. Satu detik, bertransformasi, menjadi satu menit. Gerakan membeku pelan. Seakan sebuah hawa panas bergejolak dari dalam. Entah apa. Yang saya yakini, dia bukan sebentuk cacing pita. Dia juga bukan sepenggal bor yang siap melubangi hati. Bahkan, dia bukanlah seonggok virus yang akan melumat habis organ tubuh saya.

Dia aneh. Datang tiba-tiba. Tak jelas, dia masuk darimana. Pori-pori kaki, rongga mulut, atau bahkan lubang hidung. Seketika, dia menciptakan sebuah hawa panas di sekujur tubuh. Saking tak tahannya, wajah saya memerah. Seperti udang rebus. Seperti tomat matang. Tampaknya, pembuluh-pembuluh ini menyuruh sel darah untuk mengalir deras ke arah pipi saya. Sial.

Ada rasa menggelitik di dalam perut saya. Berusaha menyeruak keluar. Nyaris mengundang muntah angin yang tertahan. Mual, yang ajaibnya, mampu membuat tersipu malu. Pita suara tercekat, terhambat entah oleh apa. Sekali lagi. Entah oleh apa.

Fenomena ini, terjadi, pasca beragam peristiwa. Di antaranya, suatu kala yang sederhana, sangat sederhana. Terdapat secarik surat apik mengisi kotak pos elektronik. Beberapa huruf berderet membentuk sebuah kata : HALO, yang diiringi jajaran angka di belakangnya. Nomor togel? Atau nomor antrian dokter kah? Atau jangan-jangan, nomor seri seorang narapidana?

Bukan.

Apakah itu? Seharusnya, kamu tahu. Apa yang mampu membuat kupu-kupu dalam perut saya bergerak kencang, tak mau diam, menggelitik dinding-dindingnya dengan bulu sayap nan halus.

Ya. Kamu pun tahu. Mungkin, sinyal telepati dari benak saya, sempat mampir ke otak kecilmu. Ia mungkin berkata: kombinasi kata HALO-mu totally menghidupkan mereka - kupu-kupu di perut saya - kembali. Menghembuskan segumpal nyawa lagi.

I have butterflies flying around inside my tummy
When i’m with you
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
I hear bellchimes ringing blown by wind of spring
When i’m with you


Oh this tingling feeling makes me wanna jump
Makes me wanna shout, across the room


Oh this feeling of longing but damn it’s so blinding
I just can’t tell if i feel happy or sad


I heard blue birds singing up around the tree
When I’m with you


I see rainbows appearing everywhere i go
When i’m with you


#np Mocca - Butterflies In My Tummy 

Apakah sekumpulan kupu-kupu itu juga menghampiri rumahmu dan menggelitik perutmu?

-penceritahujan-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar