Jumat, 04 Maret 2011

Pancaroba.

Pancaroba itu mungkin masih sebentuk jiwa yang labil.
Kadang dia ingin Hujan yang datang, lalu kemudian Matahari lah yang berkunjung selanjutnya.

Pancaroba itu malu-malu,
Melihat Matahari yang cuma berselang sekitar satu meter dari pandangannya saja dia nggak berani.
Meskipun sekedar menatap sang Matahari yang sedang tersenyum melakukan kesibukannya, sekali lagi Sang Pancaroba malu-malu gak karuan.

Dan Pancaroba itu terkadang juga masih memikirkan Sang Hujan,
Hujan yang kadang dateng, kadang juga pergi, ga jelas kapankah waktu kunjung yang pasti. Sehingga kadang-kadang Pancaroba merasa Hujan terlalu merasa seru bermain kucing-kucingan nggak penting bersamanya, dan Pancaroba pun merasa kesepian.

Sekali lagi, Pancaroba si malu-malu, labilwati dan rendah diri.
Melihat Matahari memancarkan sinarnya saja, Pancaroba langsung meleleh - makanya sering kan denger istilah “jaga kesehatan, lagi musim Pancaroba!”

Nah, itu dia, Pancaroba sering melelehkan tetesan air matanya butir demi butir, karena yang ia lakukan cuma menatap, dan sekali lagi cuma sanggup menatap Sang Matahari, sembari menanti sang Hujan tiba. Sehingga sang sakit hatinya itu ia tularkan ke bawah permukaan bumi, jadi maafin Pancaroba. Dia nggak sama sekali bermaksud membuat banyak korban sakit berjatuhan.

Bukan salah dia, bukan salah dia.

Semoga Pancaroba mengerti, dan semoga kalian mengerti.

ps : Untuk Matahari yang berjarak satu meter dari Pancaroba, untuk Hujan yang belum datang-datang demi Sang Pancaroba, dan untuk Pancaroba yang masih setia pada kelabilannya yang nggak pernah berakhir.

.penceritahujan.040311.kantormini.

2 komentar:

  1. Blognya mayan bagus, saya suka deh bacanya :D kalo sempet mampir yak ke blog gue.. Tukeran link jg dong kalo bolee: http://babi-share.blogspot.com/ :)

    BalasHapus
  2. haloooo :D hayuu hayu kita tukeran link :D salam kenal yaaa

    BalasHapus