Sabtu, 12 Maret 2011

Matahari Berlubang, dan Hujan Pun Bersedih.

Pagi ini, Hujan mendadak ga semangat bekerja, menyortir para tetesan hujan yang akan turun ke bumi sore nanti. Hujan juga ga mood untuk menari-nari di bumi untuk sekedar menyentuh lembut para daun pemalu yang akan mengatupkan setiap jemarinya setiap saat menatap muka Hujan.

Kenapa Hujan? Ada apa?

Kuintip wajah sendunya, sepertinya sih Hujan menangis. Hujan sedang sedih. Apa yang bikin Hujan yang selalu ceria jadi muram ya?

"Hujan, kamu kenapa?"
Sekali lagi, Hujan hanya meleburkan dirinya kembali bersama tanah, menyamar menjadi air tanah di muka bumi, ia nggak mau menatap langit yang sedikit mendung meskipun ada Sang Matahari - sosok yang selalu ia sayangi diam-diam dari balik jendela langit. 

"Langit mendung, teman.. dan aku tau dari desas-desus yang beredar, bisik-bisik para lebah yang senang berkeliaran, pohon rindang yang melambai bahkan seonggok nasi kuning di selembar kertas coklat, Mendung datang karena Sang Matahari lagi sakit, ia sedang berlubang." ujar Hujan sembari menutupi air matanya yang tampak serupa dengan aura tubuhnya.

"Kenapa ga ditengok aja Hujan kalo gitu?"

"Entahlah, kayanya sih dia menolak untuk ditengok sama aku, teman. Dia selalu sombong, selalu nyebelin, selalu menganggap kalo dia bisa, dia ga sakit dan dia ga berlubang. Dan dia kayanya juga ga pernah menganggap aku ada. Buat dia, kayanya sesosok Hujan cuma seonggok tubuh yang ga seberapa dibandingkan keperkasaan Matahari di atas sana."

Hujan yang tak berbentuk itu pun kemudian bersedih kembali. Sepertinya dia benar-benar khawatir sama Matahari. Hujan milih untuk bisa menguap dan kembali ke langit untuk nengok Matahari saat ini juga, kalau bisa, Hujan ingin segera mengungkapkan apa yang ada di pikirannya, bahwa saat ini, ia benar-benar memikirkan Matahari, walau Matahari cuek, walau Matahari tampak "dingin" dan walaupun Matahari ga pernah melihat Hujan seperti Hujan melihatnya. Hujan hanya ingin Matahari tau, walau mereka berbeda, Hujan selalu memandang ke arah Matahari. 

Dan sekali lagi, Hujan pun terbang ke awan, hati-hati di jalan ya Hujan, semoga Matahari-mu cepet sembuh dan juga merasakan apa yang kamu rasakan. Cepat sembuh Matahari.

.penceritahujan.130311.rumahsikecil.

3 komentar: