Sabtu, 22 September 2012

#8 - Tentang Nama

Bandung, 22 September 2012

Aku adalah seonggok batang putih dengan warna membosankan. Tak seperti kelap-kelip warna perangkat elektronik masa kini. Wajahku pun buruk rupa. Mereka cantik, sedangkan aku menganut asas konservatif. Usang. Kuno.

Aku adalah material substitusi. Hanya hidup di saat-saat tertentu. Bila listrik kehilangan kekuatannya. Bila matahari usai melakukan pekerjaannya. Bila bulan tak cukup memantulkan cahaya bagi permukaan sang bumi. Bila siang terbenam, berganti tirai malam.

Aku adalah sebuah benda tahunan. Hidup di atas kue tart mewah merekah. Tapi, hidup hanya barang beberapa detik saja. Paling lama juga satu menit, hingga hembusan nafas meniup sumbu sang api. Hingga pijaran itu mati lagi, dan lagi. Lalu, kemudian aku menjadi barang sisa kembali. Ditaruh di dalam kantung sampah, menjadi barang tak berguna.

Aku adalah sepenggal makhluk remeh. Receh. Kamu bisa menemukanku dengan harga murah di pasaran. Dan akhirnya, aku hanya hidup di dalam bagian terbawah sebuah lemari. Terdiam, menunggu seseorang memerlukanku seutuhnya. Sepenuhnya.

Aku memang kecil. Cahayaku cuma sepelintir. Siklus hidupku cuma jadi bahan buah bibir, yang akhirnya hilang lagi ditelan cerita-cerita centil.

Pada akhirnya, dalam hitungan waktu, aku akan meleleh, berubah menjadi sosok menjijikan, melebar dan bersatu dengan lantai.

Walau begitu, ketika aku telah mati, aku bisa hidup kembali. Sehancur apapun, segelap apapun, sekelam apapun. Aku tersusun dari substansi yang akan bangkit lagi.

Aku, mudah dilupakan, tapi tak akan mudah melupakan.

Karena aku adalah lilin kecil, yang ada untuk menjadi pengganti, dan hanya hidup untuk memberi.

Tapi, dengan begitu saja, aku sudah bahagia, karena sempat bersinar walau hanya sebentar.

Dan itulah namaku. Lilin. Candle. Candella.  

"
Mama sama Ayah ngasih nama Candella biar bisa bikin orang lain bahagia, nggak harus dengan skala besar, seperti lilin-lilin kecil, itu saja sudah cukup."

Oh...
Manakala mentari tua
Lelah berpijar
Oh...
Manakala bulan nan genit
Enggan tersenyum
Berkerut kerut tiada berseri
Tersendat-sendat merayap dalam kegelapan
Hitam kini hitam nanti
Gelap kini akankah berganti


Engkau lilin-lilin kecil
Sanggupkah kau mengganti
Sanggupkah kau memberi
Seberkas cahaya
Engkau lilin-lilin kecil
Sanggupkah kau berpijar
Sanggupkah kau menyengat
Seisi dunia


#memutar Chrisye - Lilin-Lilin Kecil

-penceritahujan-

3 komentar: