Sabtu, 04 Februari 2012

#22 - Dear Mr. Right

Hey dear Mr.Right :)

Bagaimana kabarmu hari ini? Hari ini mendung, hariku untuk menulis, dan melambungkan khayalanku, mengirimkannya dengan pesawat kertas, lembar demi lembar. Lamunanku bertaut penuh, apa yang kelak terjadi di antara kita sepuluh tahun lagi?

Aku ingin kita punya mobil van, kamu menyetir dengan rambut keritingmu yang terkibas. Aku duduk di sisimu, sembari melempar sedikit kerlingan di ujung mataku. Kita menyusuri satu provinsi ke provinsi lain sembari bernyanyi bersama.

Aku ingin kita punya rumah pohon, yang pastinya aku desain sendiri. Kasur beralaskan jerami dengan lantai kayu yang dingin, membuat kita betah di sana. Aku dan kamu, satu selimut berdua, berbincang sampai pagi menjelang atau sekedar bermain monopoli hingga mentari menyapa.

Aku ingin kita mengajarkan anak-anak kita menulis dan menangkap cahaya, seperti apa yang kita cita-citakan bersama. Menjelajah dari satu desa ke desa, bertemu teman dan budaya baru. Atau hanya sekedar makan kue kering bersama susu di sore hari, dibacakan dongeng yang aku karang tiap harinya.

Aku ingin masih bersamamu sepuluh tahun lagi, melihatmu yang mudah terlelap saat bertemu bantal, atau hanya mengusap wajahmu yang tampak berminyak. Mungkin kamu habis bermimpi maraton atau mendaki gunung-gunung es di dunia, seperti yang kamu impikan.

Aku ingin, dua pasang jejak yang berada di depan rumahku, adalah milik kakiku, dan kakimu. :)

Aku sabar kok, menanti saatnya tiba. Waktu aku dan kamu, Mr. Right, siap bertemu, bertatap mata, tersenyum malu dan mendengarmu berkata, "Would you marry me?".

#nowplaying Annie Lenox - Waiting In Vain

For my dear Future Mr.Right,

-penceritahujan-

1 komentar: