Jumat, 16 November 2012

Aku Cuma, Aku Hanya

Tol Cipularang, 17 November 2012,

Aku cuma seonggok truk, dan aku tak pernah mengharap kamu melihatku sebagai sebuah mobil mewah dua pintu.

Aku hanya tanaman bambu, bahkan aku tak pernah berdoa untuk berubah menjadi sesosok anthurium.

Aku juga cuma ulat bulu, aku tak pernah memohon agar kamu melihatku sebagai seekor angsa.

Aku hanya selembar uang seribu, aku tak pernah mau berubah menjadi cek satu milyar.

Aku cuma sepasang sandal jepit Swallow, dan pastinya aku tak ingin kamu melihatku sebagai sepatu Doctor Marten's.

Ya. Aku hanya sepeda kumbang usang, dengan batang berkarat kecokelatan. Bukan motor Piaggio bermesin otomatis, yang dengan warna cerahnya gagah menjajaki jalanan kota.

Karena aku cuma sebatang lilin, yang berdiri terseok-seok, lalu akhirnya mati, habis dan meleleh, karena sudah merasa hidup. Bagaimanapun, aku tak mau menjadi LED canggih, yang praktis, masa kini dan hemat energi.

Aku, hanya ingin menjadi seorang aku. Dan aku pun cuma mau, kamu melihatku sebagai seorang aku. Bukan karena aku bermata sipit, bukan karena aku menyukai cerita Perahu Kertas, bukan karena aku adalah seorang penyuka imaji dan dunia maya. Bukan karena, aku mirip sesuatu yang bukan aku.

Aku cuma ingin kamu mengingatku, sebagai seorang aku.

Dan itu saja sudah cukup.

I don't want to be seen as a doppleganger, because I don't need your doppleganger.
 
-penceritahujan-

4 komentar: