Apalah arti sebuah nama. Demikian pepatah yang sering saya dengar. Entah sebenarnya, apakah itu pepatah, peribahasa, majas, atau hanya semacam kata mutiara anonim.
Tapi, pernah nggak sih berpikir, kalau ternyata nama itu merupakan sebuah magnet, mempertemukan satu untai benang merah dengan benang merah lainnya, sampai penampakan itu tampak begitu kusut. Njelimet.
Maksudnya apa?
Dahulu kala, saya sering bertanya sama Almarhumah Mama saya, gimana ceritanya, Ayah dan Mama saya bertemu. Jawabannya mungkin lucu. Dia berkata, "Nama Mama kan Tuti, nama Ayah Sardjito, kita ketemu karena nama kita punya magnet, coba deh disatuin, jadi PAk SARdjito dan BU TUTi kan? Pasar Butut. Cocok!"
Saat itu, saya menganggap ucapan beliau hanyalah kelakar semata. Saya tahu betul, kedua orang yang paling saya cintai seumur hidup ini bertemu dalam tahapan proses. Perlu waktu yang nggak sebentar. Yang akhirnya, bertemu dalam jenjang pernikahan, saat Mama berusia 29 tahun, dan Ayah berusia 25 tahun.
Tapi, makin kemari, waktu menempa saya. Keluh kesah, suka duka, semua sudah saya lalui selama nyaris 25 tahun. Seperempat abad sudah cukup bagi saya, untuk mengenal bahwa semua sudah ditakdirkan oleh Tuhan, dengan demikian detail. Cantik, dan apik.
Dan, semakin kesini, saya semakin terkenang akan ucapan Mama. Nama memiliki magnet, tanpa terkira, dan tanpa direncanakan. Hal ini terbukti jelas, terutama ketika sebuah nama berkibar jelas dalam ingatan saya.
Boleh saja dikatakan, salah satu nama yang bermagnet dengan nama saya adalah kosa kata pasaran. Diksi yang sering ditemui, dan tentunya, menjadi doa orang tua, yang sering digubah dalam bentuk nama buah hati. Secara logika, mungkin saja saya menemui orang-orang dengan nama ini, dalam kuantitas yang cukup banyak, dan sering.
Alhasil, saya sepertinya berjodoh dengan diksi yang berarti "berkah" ini. Pertautan yang sambung menyambung, kembali membentuk gumpalan benang kusut yang saling berkaitan.
Sekitar empat orang, sepertinya, berdekatan secara emosi, dan terlekat kosakata yang dirahasiakan ini di antara namanya.
Dan, kini, sepertinya magnet kembali bernaung di antara diksi rahasia itu. Lagi-lagi, saya memasukkan nama itu diam-diam, ke dalam kotak voting hati saya. Saya, mengagumi seseorang - yang entah sengaja atau tidak - memiliki magnet tersendiri dalam otak, pikiran dan rasa. Nama itu sekali lagi beranjak mengikat penuh simpul syaraf saya.
Namanya apa? Anggap saja namanya: Rahasia.
Namanya apa? Anggap saja namanya: Rahasia.
Lalu, intinya apa?
Saya - mungkin - akan selalu terhenyak bila kelak berkenalan dengan sebuah nama yang berdefinisi "berkah" itu. Dan mungkin, Tuhan sudah mencantumkan, nama-nama apa saja yang akan saya temui dengan benang merah menumpuk di dimensi ini. Njlimet. Dan, saya yakin. Mungkin someday saya akan bertemu dengan sosok, yang selalu menganggap bahwa nama saya, memiliki sebuah magnet khusus dengannya
-penceritahujan-
“Apalah arti sebuah nama.” ini perkataan Shakespeare mbak di novel Romeo Julietnya ^^
BalasHapusWahaw, terimakasih infonya dweedy!!! :D
BalasHapus