Jumat, 07 September 2012

#3 - Spasi

Di tengah kemacetan Jakarta, 7 September 2012,

Jarak itu relatif. Demikian perkataan dalam teori fisika yang selalu terpatri dalam pojok memoriku. Tak pernah ada takaran jelas untuk diksi "jauh" ataupun "dekat". Semua terkait erat dengan sudut pandang dan persepsi manusia, sebagai makhluk Tuhan dengan satu anugerah luar biasa - akal dan memori.

Satu hal sempat kutangkap. Jarak seperti sebuah spasi pada keyboard perangkat elektronik terkini. Spasi yang memberi ruang, spasi yang memberi sekelebat kekosongan, spasi yang memberi pemisah.

Lantas, istilah long distance relationship mengapung di permukaan. Membuat jarak menjadi sebuah dosa, spasi menjadi momok yang ditakuti. Meskipun sebenarnya teori relativitas masih berperan disana. Jarak seperti apa yang membuat sesak, spasi seperti apa yang mencipta hampa.

Long distance. Sejauh apakah jarak itu? Sejauh Kebun Jeruk - Kalibata? Sejauh Bandung - Jakarta? Ataukah sejauh Indonesia - Kutub Utara?

Sinyal menjadi masalah lumrah dalam sebuah hubungan jarak jauh. Bukan begitu? Tapi aku iri. Aku iri ketika kebanyakan orang mengeluh karena sang terkasih tak bisa dihubungi karena gangguan sinyal nan menyebalkan. Aku sudah cukup senang, ketika aku bisa berkomunikasi lewat mimpi. Karena di dimensi antara itu saja aku bisa bertemu dengannya.

FYI, spasi kami adalah dimensi, dimensi dalam ruang dan waktu yang berbeda.

I miss you Ma, miss you much when I'm lonely, 
miss you much when I'm happy, 
I hate long distance relationship, 
but God gave me some lessons. 
I have to do what I should do. 
have to let you go, faraway from me. 
have to make those LDR-stuff with you, 
so long, and I don't know when this space start becoming an end..
I hope it'll come soon Ma.

I miss you more than I can say...
____________________________________________________________

Melukiskanmu saat senja, memanggil namamu ke ujung dunia,
Tiada yang lebih pilu, tiada yang menjawabku, 
selain hatiku dan ombak berderu,

Di pantai ini kau slalu sendiri, tak ada jejakku di sisimu,
Namun saat kutiba, suaraku memanggilmu, 
akulah lautan kau slalu pulang,

Jingga di bahuku, malam di depanku,
dan bulan siaga sinari langkahku,
Kuterus berjalan, kuterus melangkah,
Kuingin kutahu, engkau ada..

#np Dewi Lestari feat. Arina - Aku Ada


-penceritahujan-

1 komentar:

  1. LDR yang seperti ini sekalinya bikin galau, cuma bisa disembuhin dengan ambil air wudhu dan bersimpuh di atas sajadah ya, Neu.

    I feel you, Neu. Jarak abadi itu bikin rindu bagai penghuni dunia utopia. Semoga rindu dan doa Kaneu bikin mamah Kaneu bahagia di atas sana.

    *peluk Kaneu erat-erat*

    BalasHapus